Sabtu, 27 Desember 2014

Teh Tawar dan Konspirasi Hati

Teh tawar itu hambar
Tak berasa
Itulah yang pertama kau suguhkan saat aku datang

Aku terheran heran
Menerka apakah dirimu lupa menaruh gula
Ternyata memang demikian adanya

Segelas teh tawar
Menjadi manis saat dikenang
Tak pernah mengira engkau begitu berani untuk menggoda
Dengan cara tak biasa

Segelas teh tawar
Terasa manis saat melihat senyum tipis di parasmu

Bukan lidah yang merasakan, tapi hati yang mengecap.
Hati yang mengubah tawar itu menjadi manis
Menyalahi fungsinya sebagai hati

Ah
Biarkan hati berkonspirasi menentang aturan
Mematahkan gelombang sinyal yang dikirimkan oleh pikiran
Bahwa tawar itu ternyata manis.

Jumat, 26 Desember 2014

Ngemilmu, Gadgetmu

Akhir akhir ini saya merasa perlu menjaga bentuk badan yang sudah tak terjaga ini. Hahaha. (Re : Gendut)

Tiba tiba saya mendapat sebuah teori yang bagus untuk yang sedang dalam masa diet dan suka gadget. Lah. Apa hubungannya?

Ngemilmu, Gadgetmu.

Kata kata itu saya dapatkan setelah melakukan perenungan di atas motor dalam perjalanan menuju rumah.

Cemilan sangat erat hubungannya dengan penambahan berat badan. Ya, saya biasanya suka cemilan yang gurih. Misalnya, Baso, sate atau ayam panggang. Waduh.
No. No. No. Saya suka cemilan gurih seperti kripik, krupuk dan makanan ringan lainnya.

Nah, saat itu saya berpikir nominal yang dikeluarkan untuk membeli cemilan itu bisa setara untuk beli gadget. What? Iya. Bayangkan saja dalam seminggu, biaya cemilan sampai 100 ribu bahkan kalau lagi khilaf bisa lebih. Kebayangkan?

Dalam satu bulan bisa menghabiskan kurang lebih 500 ribu. Itu baru satu bulan, kalau dua bulan, setengah tahun, setahun. Bisa kebeli dong iPhone 6, uhuy. Dalam setahun kamu bisa menukar cemilan kamu itu dengan gadget seharga 6 jutaan. Wow banget kan.

Teori ini diciptakan untuk memotivasi diri saya sendiri agar tetap menjaga keuangan, kesehatan,bentuk badan dan memenuhi hasrat bergadget ria.

Jadi buat kalian yang ingin menerapkan teori ini persiapkan diri kalian baik baik, ini adalah bagian dari Revolusi diet. Saya namakan dengan ODD (Obsesive Doddy Diet). Sebuah obsesi diet untuk gadget.

Tolong Bantu share teori diet baru ini ke teman teman kalian yang senasib seperti saya ini.

ODD!

Kamis, 25 Desember 2014

#BersinMakeOver

Di liburan kali ini, saya mencoba menjadi lebih produktif, karena jiwa konsumtif nya perlu diseimbangi, hahahahaha.

Akhir akhir ini saya suka dengan kreatifitas anak muda indonesia dalam dunia videografi. Instagram sebagai salah satu sosial media berbasis foto dan video cukup membantu saya.
Setelah menjelajah beberapa akun instagram baik itu Indovidgram, Benakribo dan kawan kawan.

Akhirnya saya memutuskan untuk meremake salah satu video yang diunggah oleh Bang @Benakribo yaitu #BersinTeleport.

Kali ini saya mengubah alias merecycle konsep videonya menjadi #BersinMakeOver. Konsepnya sama sederhana, tapi dengan tema yang berbeda.

Penasaran dengan videonya, bisa kamu cek langsung di akun IG saya @dodddod atau di www.facebook.com/dodddod

Dan saya tantang buat kalian semua buat remake video #BersinMakeOver versi kalian sendiri

Dukung terus industri kreatif muda indonesia Indovidgram. Woohoooo!

Rabu, 24 Desember 2014

Perjuangan #Hotel12ribu Traveloka

Selamat berlibur bagi yang merayakan.

Sudah lama rasanya tidak ikutan kompetisi alias rebut-rebutan promo online. Terakhir, saya ikutan kuis di sosial media tahun 2011. Waktu itu memperebutkan voucher makan di steak house. Wah wah, adrenalinenya itu lho. Sama seperti yang saya rasakan kemarin.

Traveloka salah satu jasa layanan online pemesanan tiket pesawat mauun hotel mengadakan Promo SINTERKLAS. Yang paling heboh adalah promo #hotel12ribu , bayangin kamu bisa pesan kamar hotel cuma Rp 12 ribu. Wow banget.

Awalnya saya kurang tertarik dengan promo Traveloka tersebut, karena kuotanya sangat dibatasi dan saya sendiri masih bingung memutuskan untuk pesan hotel dimana. Hari pertama tanggal 22 Desember saya hanya memantau pergerakan promo tersebut (Spionase banget ya, hihihi)

Dan saat hari ke dua promo, saya mencoba untuk memesan hotel di padang, tepatnya Hotel SofyaInn Rangkayo Basa. Dilihat dari posisinya yang langsung menghadap pantai, membuat saya kepincut untuk memesannya. Tentu dengan mencoba promo Sinterklas tersebut.

Tepatnya saya mengikuti promo sesi 3, jam 16.00 - 19.00. Sudah bersemangat untuk ikut, ternyata tidak didukung dengan jaringan. Sehingga proses pemesanan terganggu, akhirnya menjadi expired. Saya coba memasukkan kode kupon promo nya juga tertera notifikasi telah habis/kadaluarsa.

Sempat saat itu saya putus asa, rasanya enggan ikutan promo lagi. Karena hanya 200 kupon yang diedarkan setiap sesinya, dan traffic ke Traveloka App sangatlah tinggi. Kecil kemungkinannya untuk dapat promo tersebut.

Namun, saya coba lagi untuk sesi 4. Saya perhatikan dengan seksama ketentuan promo, bahwa boleh melakukan pemesanan sebelum sesi dimulai, dan tinggal apply kupon saat sesi berlangsung. Jam 19.00 tepat, saya sudah memesan dan tinggal memasukkan kode kupon.

Awalnya tetap mengeluarkan notifikasi serupa seperti sesi sebelumnya, "Kupon telah habis/kadaluarsa" tapi tetap saja saya klik terus tombol Gunakan Kupon yang ada di App. Curiganya ada selisih menit w aktu antara Traveloka App dengan waktu setempat daerah saya. Dan ternyata..... (Jeng jeng jeng)

Kupon tersebut bisa diapply, dengan jeritan penuh excited (Maaf kalau lebay, saking bahagianya), akhirnya saya lakukan transfer pembayaran hanya sebesar Rp 10.836, tanpa biaya lain lain. Bagaimana murah bukan?

Setelah selesai transaksi, tinggal menunggu proses penerbitan voucher hotel. Tapi proses tersebut berlangsung cukup lama hingga waktu maksimalnya. Sempat kaget melihat pemberitahuan bahwa terjadi kesalahan pemesanan dan harus dilakukan pemesanan ulang.

Sempat kecewa, dan berpikiran mungkin belum rezekinya. Tapi tetap saya laporkan ke Costumer Service Traveloka via email.

Dan sekitar pukul 20.02 saya mendapatkan sms dari traveloka mengenai ringkasan voucher. DEG.

Menurut pengalaman saya yang telah menggunakan transaksi tiket pesawat dan hotel sebelumnya, kalau ada sms dari Traveloka berarti e-tiket atau voucher hotel berhasil diterbitkan.

Kemudian langsung saya buka di Traveloka App for Android , saya cek di bagian Ticket-Voucher Hotel, benar saja. Voucher #Hotel12Ribu saya telah berhasil diproses. Wah senangnya bukan main. Sampai saya screenshot, ini dia penampakan hasil perjuangan kemarin:

#Hotel12Ribu Traveloka

Thanks @Traveloka sudah membagi-bagi promo heboh luar biasa. Mungkin lebih sering diadain promonya biar pelanggan semakin satisfied dengan pelayanannya.

Padang, I'm Coming!!!!

#TravelYear2015

Sabtu, 20 Desember 2014

Bicara Tentang Tahun

Tak terasa sekarang sudah berada di penghujung tahun 2014, saat melihat kebelakang banyak sekali hal hal yang luar biasa telah dilalui.

Saya menceritakan resolusi resolusi setiap tahunnya semenjak di masa kuliah mulai tahun 2010. Menuliskannya di catatan jejaring sosial Facebook.

Dan saat itu aku hanya menuangkan begitu saja dalam bentuk tulisan. Namun saat memasuki tahun 2014, saya mulai menamai tahun tahun.
Tahun 2014 saya beri nama Tahun Tantangan. Saya merasa akan banyak sekali tantangan yang harus saya lalui di tahun tersebut (Re: tahun ini)

Begitu banyak tantangan dalam dunia kerja. Mulai dari pengembangan kompetensi diri dengan mengikuti pelatihan dari kementerian ketenagakerjaan dan transmigrasi RI untuk menjadi seorang Ahli K3 umum. Hingga permasalahan konflik yang aku hadapi di lingkungan kerja sehingga saya harus mutasi ke tempat kerja baru.

Di tahun ini, saya merasa sangat bersyukur bisa bertemu dengan orang tua dan keluarga saya di Kalimantan. Setelah kurang lebih 2 tahun tidak pulang, akhirnya saya bisa menapakkan kaki lagi di tanah kelahiran saya tersebut. Banyak perubahan pola pikir yang saya rasakan, setelah melihat dan melalui apa saja yang terjadi. Di tahun ini juga saya mengalami kegalauan akut dalam dunia percintaan. Sampai saya harus berganti gadget hanya demi mendapat kenalan untuk mengobrol. Cinta memang perlu pengorbanan. Tetapi setelah dikecewakan oleh cinta, saya mulai memahami bahwa lebih baik untuk fokus memperbaiki diri toh Yang Maha Kuasa akan memberikan pasangan yang cocok untuk mendampingi dalam kehidupan kita. Dan pada suatu ketika di pertengahan tahun, saya bertemu dengan Saidahumaira. Teman lama saya di kuliah dulu, ternyata begitu banyak kesamaan passion terhadap bidang yang kami tekuni. Ya menulis. Saya senang dengan kehadiran dia, membawa suasana yang berbeda. Dan akhir Oktober, saya tidak tahan untuk menyimpan rasa itu sendiri. Saya ungkapkan saja perasaan yang saya miliki, yang ternyata sama juga apa yang dia rasakan.  Aih. Lupakan sejenak tentang cinta, kembali ke pembahasan sebelumnya.

Menurut saya, Tahun 2014 memang betul Tahun Tantangan bagi saya. Kenapa? Karena saya harus menantang diri sendiri untuk melakukan perubahan. Perubahan dalam sikap memimpin.  Perubahan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Mapan secara finansial, pemikiran dan akhlak.

Di tahun 2014, blog ini telah terlahir kembali dengan berdiri di atas domain sendiri. Semua itu terjadi karena saya melihat kembali 100 target yang tersimpan di dalam dokumen laptop. Dan saya pikir saya harus mulai mewujudkannya sedikit demi sedikit. Saya juga mulai belajar bisnis online penjualan kaos. Walau saya baru menangani 4 orderan tapi bisa dibilang itu merupakan tantang baru bagi saya. Yah walau untuk sementara vakum karena kurang memadainya jaringan internet di tempat kerja yang baru.

Ya, untuk tahun 2015. Saya menamakannya dengan Tahun Perjalanan. Tahun yang dilalui dengan perjalanan menuju ke arah yang lebih baik. Saya merencanakan untuk mulai sedikit demi sedikit mewujudkan mimpi saya berkeliling Indonesia. Di mulai dari pulau sumatera dahulu. Memanfaatkan kesempatan dan waktu yang ada, selagi masih berada di Sumatera.  Awal tahun ini saya berencana untuk berlibur ke kota Palembang. Melihat kehidupan pesisir sungai Musi, berselfie di Jembatan Ampera dan merasakan langsung panganan Pempek dari Tanah Wong Kito Galo . Semoga Palembang tidak mengecewakan.

Alasan saya menamakan tahun 2015 adalah tahun perjalanan adalah ketika Saya berpikir bahwa saya hanya perlu keberanian untuk melangkah ke suatu tempat. Karena kalau terlalu takut dan memikirkan hal hal yang biasa saja. Maka saya hanya seperti berlari di atas roda yang berputar. Bergerak tapi statis. Tidak berkembang. Kapan lagi bisa melihat keragaman nusantara, daripada hanya duduk di depan monitor tidak bisa merasakannya secara langsung.

#2015TravelYear . Lets Get Amazing Journey!

Minggu, 07 Desember 2014

Bajak Langit

Gemuruh awan bersama kilatan petir mewarnai perjalanan pesawat Iron Air menuju pulau Batam. Pesawat yang lepas landas dari negeri Jiran tersebut ditumpangi kurang lebih 200 orang dan 8 awak pesawat.

Semua tampak hening. Tidak ada satu pun yang mengeluarkan suara, tiba tiba ada satu orang wanita yang berteriak minta tolong, walaupun sudah tahu tidak ada yang mendengarkan mereka dari atas.

Teriakan itu diakhiri dengan suara letusan senjata api yang ditembak tepat di dada wanita tersebut, sehingga ia jatuh tersungkur. Diiringi dengan jeritan dalam diam penumpang yang lain.

10 orang pemuda memakai kacamata hitam dengan membawa senjata api laras panjang menguasai pesawat yang sedang mengudara.

Pilot dan co pilot yang menghampiri ke dalam lorong pesawat tiba tiba hanya pasrah menjadi tawanan, ikut bergabung dalam ketidakberdayaan.

Pesawat sedang dijalankan dalam mode autopilot. Kejadian itu berlangsung saat sudah seperempat jam pesawat mengudara. Bau anyir darah dari korban tembakan sang Bajak Langit menyerbak ke seluruh pesawat.

Para Bajak langit begitulah orang menyebutnya, sekelompok pria bertopeng setengah muka yang menutupi hidung ke bawah. Bentuk topeng menyeringai penuh dengan kelicikan dan kesadisan.

Mereka biasanya membajak pesawat komersial demi kepentingan pribadi. Banyak kabar angin Bajak Langit dimiliki oleh salah satu negara yang sedang berkonspirasi untuk melahirkan tatanan dunia baru.

Para penumpang sebagian hanya diam meratapi nasib, ada yang sesenggukan menahan tangis, tapi tidak untuk satu orang pemuda yang dari tadi mengawasi pergerakan bajak langit. Dengan sigap, pemuda itu menyergap sang pemimpin komplotan, dan menyandera dengan pistol milik pemimpin komplotan itu.

"Jangan bergerak! Atau kutembak kepalanya ini" ancam Sang Pemuda

Anggota bajak langit lain memilih untuk tidak bergerak tapi tetap mengarahkan senjata ke pemuda tersebut.

"Sekarang, aku minta semuanya buang senjata kalian" pinta pemuda itu.

Sepakat, semua membuang senjata laras panjang itu di selasar pesawat. Dengan keberanian pemuda itu, menyuruh sang pilot kembali mengemudikan pesawat dan segera mendarat di bandara terdekat.

Semua hening, bahkan guncangan akibat melintasi awan pun tak terasa lagi.

Sampai akhirnya Sang Pemuda ini menembakkan pistol ke kepala pemimpin bajak langit. Semua berubah menjadi riuh. Anggota lain yang berusaha mengambil senjata sudah dihabisi dengan pistol pemuda itu.
Tinggallah pemuda ini berdiri seorang diri diantara korban yang berjatuhan. Dengan terengah-engah, dia berkata,
"Aku membunuh mereka bukan karena dendam. Aku membunuh mereka bukan karena benci. Aku membunuh mereka untuk menjawab berbagai macam permasalahan"

Kemudian pemuda itu pergi meninggalkan deretan kursi para penumpang yang tak bergeming.

Memilih duduk di dalam ruang awak kabin, memejamkan matanya dan menikmati perjalanan yang tak akan dilupakannya seumur hidup. Ia hanya perlu berani. Itu saja.

Dengan keberanian, maka akan mengubah suatu keadaan.
Tapi ia merasa khawatir, apakah ia dicap sebagai seorang pahlawan atau tak lebih dari seorang pembunuh bayaran.

Selasa, 11 November 2014

Ibu Nomor Satu

Ibu,Umi, Amak,  Mama, Bunda apapun sebutannya
Mereka tetap wanita nomor satu

Ibu tetaplah seorang ibu
Walau anak anaknya menjadi presiden sekalipun
Tidak ada yang bisa menggantikan jabatannya

Semua tentang ibu
Ibu yang menjadi guru
Mengajarkan dunia dan kehidupan
Guru pertama dan untuk selamanya

Ibu adalah pahlawan tanpa pamrih dan letih
Berjuang dan selalu berikrar untuk sebuah kehidupan
Menjaga anak anaknya apapun yang terjadi
Bahkan ketika anak anaknya melupakannya tapi seorang ibu tidak akan pernah lupa

Ibu tetaplah ibu
Ia tidak akan berubah sampai kapanpun
Sekalipun engkau sudah menjadi ibu..

Jagalah ibu, hargailah ibu, cium keningnya dan katakan bahwa engkau sayang padanya
Dan kalian harus berikrar!

Apapun yang terjadi kalian akan tetap menjadi seorang anak.
Bahkan tetap menjadi bayi kecil di mata mereka

#SelamatHariIbuKapanSaja

Minggu, 02 November 2014

AndroCouple

Ini adalah hasil karya iseng iseng menggunakan aplikasi Androidify dan Photoscape.

Hasil permintaan dari owner blog www.saidahumaira.com

Hope you like it!

Waktu

Semua tentang waktu.

Orang yang menghargai waktu adalah orang yang menghargai kehidupan

Dengan menghargai maka ia akan memanfaatkan waktu yang terus mengalir

Semua orang memiliki waktu yang sama setiap hari
Tidak kurang tidak lebih

Waktu adalah hal berharga yang tak akan bisa dibeli
Tak akan bisa ditarik kembali

Waktu bisa menjadi bom yang tak terduga
Bisa membahayakan bila gagal dijinakkan

Waktu tetaplah waktu
Pembatasnya hanyalah
Lalu dan berlaku

Kendalikan waktu maka kamu mengendalikan jalan kehidupan
Jangan biarkan hanya berlalu

Waktu adalah hadiah terbesar di kehidupan ini
Maka ketika waktu terhenti
Kitalah yang ditinggalkan olehnya

Hargailah waktu sebagaimana kamu menghargai diri kalian sendiri di muka bumi

Senin, 27 Oktober 2014

Pendekar Merah Putih

Menyingsingkan lengan
Berlari melawan angin
Melompat setinggi-tingginya
Itulah Sang Pendekar Merah Putih

Berjalan menyusuri lika liku alam
Dibasahi oleh embun sebelum matahari bersinar
Diterangi satu dua kunang kunang dan rembulan

Di ufuk timur mulai tampak sinar kehidupan
Sang pendekar mempercepat langkahnya
Bertelanjang kaki menjejak bumi

Bukit menjadi tempat melepas semua jenuh
Sebelum menyusuri lembah yang tak kalah indah

Perjalanan Sang Pendekar Merah Putih sebelum menyambut ilmu
Di sebuah bernama Sekolah

Berbaris rapi dikelilingi hutan hutan
Merah Putih tampak dari kejauhan
Pendekar tidak pernah datang terlambat
Kalau tidak musuh akan menang

Musuh itulah kebodohan

Kejarlah ilmu sampai ilmu itu sendiri tidak dapat dikejar
Wahai pendekar!

Minggu, 26 Oktober 2014

Aku Sempurna Jatuh Cinta

Denting hatiku mengalun... Senyap ku dengar, detakan itu bermain dalam irama cinta..

Lirik-lirik indah tercipta saat membayang dirimu disana..
Bersama barisan nada aku pahami rasa yang ada..

Mencoba biasa namun tak bisa. Rasaku mendendang tentangmu mesra..

Bersama barisan puisi aku mengeja..
Tentang apa yang terasa di antara kita. Dan ku temui titik simpulnya ...
Bahwa.... aku sempurna... jatuh cinta.

-Saidahumaira-

Saincinta

Aku mengenalkanmu hukum gravitasi, dimana jatuh cinta itu ada Aku mengenalkanmu matematika dimana jatuh cinta itu tidak perlu dihitung

Aku mengenalkanmu kimia dimana jatuh cinta itu tidak serumit mencari bilangan oksidasi

Aku mengenalkanmu biologi dimana jatuh cinta itu menghidupkan

Aku mengenalkanmu statistik Dimana jatuh cinta itu tidak perlu mean, median ataupun "modus"

Aku mengenalkanmu tentang energi dimana cinta itu adalah energi yang paling kuat, dapat diciptakan tapi tak dapat dimusnahkan.

Aku mengenalkanmu dengan perasaanku, yang tidak perlu semua sains diatas.

Mengenalmu, mencari rasa nyaman darimu.

-Doddy Rakhmat-

Kamis, 23 Oktober 2014

Salju Harapan

Negeri Rindang mendadak panas. Musim kemarau memang telah dimulai tiga bulan yang lalu. Dan selama tiga bulan itu terjadi banyak sekali kasus kebakaran hutan. Asap hitam pekat membumbung tinggi di udara. Kementerian lingkungan menetapkan status bahaya. Sampai hari ini tercatat sudah lebih dari lima puluh kebakaran hutan di seluruh wilayah Rindang.

Presiden Akar menggelar rapat dengan para menteri, mencari jalan keluar dalam masalah ini. Sepanjang sejarah negeri Rindang ini adalah musim kemarau dengan kebakaran hutan paling parah. Semua berpikir keras menyelamatkan negeri mereka.

Pangeran Stoma memberi usul pada ayahnya untuk membuat hujan buatan. Usulan itu diterima dengan baik. Kini seluruh rakyat negeri Rindang gotong royong membuat hujan buatan.

Hari pertama hujan buatan berjalan lancar, begitu seterusnya hingga hari ketiga. Namun, masalah besar kembali terjadi. Stok air bersih menipis. Warga mulai mengeluh banyak hal. Kebakaran hutan belum juga usai. Kini negeri Rindang berubah menjadi gersang.

Putri Putik teringat sesuatu. Ia melupakannya begitu saja sebab ia tak percaya pada sesuatu yang belum tentu terjadi, apalagi bila sesuatu itu buruk. Tepat sebelum musim kemarau dimulai, saat ia hendak kembali ke istana setelah belajar memanah. Seorang kakek tua mendatanginya. Ia berkata bahwa ayahnya, Presiden Akar memiliki sebuah rahasia besar. Rahasia yang jika tidak diselesaikan bisa menyebabkan kebakaran hutan sepanjang tahun. Maka di meja rapat hari ini, Putri Putik menanyakan apa gerangan rahasia itu? Wajah Presiden Akar menegang, ingatannya bermain. Seketika ia membisu dan menolak memberi tahu. Dengan bujuk rayu istrinya, ibu Dedaun, akhirnya rahasia besar itu terungkap.

Rombongan keluarga Presiden beriringan mendatangi rumah sebuah keluarga yang jauh dari peradaban kota. Rumah seorang mantan menteri lingkungan. Rumah itu reot. Mantan menteri lingkungan menolak kedatangan Presiden. Rasa sakit hati itu masih terasa.

Alangkah terkejutnya semua orang yang hadir. Tiba-tiba Presiden berlutut memohon. Ia meminta maaf atas kesalahannya di masa jabatan yang lalu. Akhirnya, atas nama seluruh masyarakat negeri Rindang, Pak Ranting memaafkan semua kesalahan Presiden. Mereka berpelukan erat, seketika salju turun. Lagi-lagi mereka terkejut. Sebab negara mereka bukan negara yang memiliki 4 musim. Mustahil rasanya. Salju itu mengindahkan sekitar. Ajaib, kebakaran seketika usai. Negeri Rindang kembali menyandang jati dirinya.

-Saidahumaira-

Selasa, 21 Oktober 2014

Negeri Rindu

Pada suatu hari, hiduplah putri cantik bernama Aira di sebuah Negeri Rindu.

Negeri ini tercipta karena kerinduan-kerinduan yang ada di seluruh belahan dunia.

Aira tinggal bersama adiknya Aini, mereka berdua menghabiskan waktu dengan menebarkan Cinta di muka bumi. Sehingga orang pun saling merindu. Rindu adalah kekuatan negeri mereka.

Dengan adanya Rindu mereka tetap bisa hidup, penduduk Negeri Rindu hampir ribuan. Mereka perlu rindu yang lebih banyak.

Tiba tiba suatu hari datanglah Angin besar memporak porandakan negeri Rindu, angin itu dikenal sebagai Kebohongan.

Angin itu berasal dari Negeri Benci. Maka Aira dan Aini memutuskan untuk pergi kesana.

Mereka ingin bertemu dengan penyihir bernama Murka. Ia lah sang pencipta Angin Kebohongan, ia tidak suka orang saling merindu.

Aira dan Aini tidak tinggal diam, mereka menyelinap ke dalam rumah penyihir itu dan memasukkan ramuan cinta ke dalam kuali penyihir. Tanpa disadari Penyihir yang tertawanya begitu licik itu seketika menjadi putri yang cantik jelita.

Ternyata rasa kebencian itu mengubah dia menjadi seorang penyihir. Padahal dia adalah putri yang baik hati. Namun karena dikhianati oleh Pangeran Leon akhirnya ia mengutuk dirinya sendiri menjadi penyihir.
Berkat Aira dan Aini, Murka kembali menjadi Aisye. Seorang Putri yang membawa Angin Cinta kepada Manusia.

"Cinta adalah tentang hati, hati yang tidak ingin dikecewakan"


-Doddy Rakhmat-

Senin, 20 Oktober 2014

Teori Pop Corn

Hai, perkenalkan nama aku Rakhmat. Aku si Bungsu yang kadang kadang pemalu.

Kali ini aku akan menjelaskan mengenai Teori PopCorn. Kalian tahu PopCorn alias Berondong Jagung kan?

Kudapan dari jagung yang biasa mendampingi kalian di bioskop. PopCorn itu awalnya hanya sebuah biji jagung manis tidak lebih. Sama seperti cinta yang akan selalu manis, tak mengenal rasa pahit.

Kalau itu pahit, bukan cinta namanya. Biji Jagung Manis itu dipanaskan sehingga pada akhirnya akan meletup-letup seperti Pop Corn. Penuh kejutan, dan tidak akan pernah tahu mana yang akan meletup lebih dulu.

Sama. Seperti itulah aku, meletup-letup selalu bersemangat kalau itu tentang kamu. Memberikan kejutan-kejutan yang selalu berakhir dengan manis. Entah itu perasaan atau senyum mu.

Pop Corn itu renyah, tidak garing, dan meriah tak pernah sendirian. Selalu membawa keceriaan dengan warna-warninya.


May I be your Pop Corn? :)

Sabtu, 18 Oktober 2014

Terdekat Di Hatiku

Aku ragu, aku cemas untuk percaya. Histori cintaku yang lalu pernah menyakitiku. Menampar setiaku dengan nyatanya pengkhianatan.

Melepas perjuangakanku dengan hubungan yang tak lagi satu.
Maaf jika mulanya ku tak yakin padamu.
Maaf bila ku ingin lihat seberapa berartiku tuk dirimu.

Seberapa besar keyakinanmu mencintaiku.
Dan kau begitu tangguh, buktikan tulusnya cintamu.
Menjadikanku begitu istimewa dengan caramu.
Menjadikanku begitu berharga dengan perhatianmu.

Ku mohon tetap begitu, menjadi yang terdekat di hatiku. Menjadi yang terindah, di akhir pencarianku.

-Saidahumaira-

Sajak Menjauh

Menjauhlah dari pikiran burukku
Menjauhlah dari segala kenangan pahit ku
Menjauhlah dari rasa benciku

Menjauhlah sehingga kau ingin mendekat
Menjauhlah hingga kau akhirnya merindu
Menjauhlah dari khayalan, Mendekatlah dengan kenyataan

Menjauhlah dari bayangan ku, agar kau memilih mendekat denganku
Nyata di hatimu

Menjauhlah dari pikiran buruk tentangku
Menjauhlah dari kesepian, mendekat denganku agar ramai

Aku jauh, tapi dekat.
Dekat di hatimu.

-Doddy Rakhmat-

Kamis, 16 Oktober 2014

Gadis Kotak Musik

Aku terdiam ...
Alunan kotak musik menenangkan kekalutanku
Nada-nada indahnya membuaiku.
Memberiku satu harapan bahwa aku tak berbeda.
Aku sama. Mungkin hanya sedikit istimewa..
Berusaha untuk tak peduli kata mereka.
Berusaha untuk tetap pada diriku begini adanya.
Tapi tak selalu aku bisa untuk merasa baik-baik saja.
Ejekan mereka melukaiku, membuat rasa batinku tak menentu.
Aku tak bisa tenang, mereka bilang aku gila.
Aku benci mereka. Aku hanya cinta kotak musikku saja.

-Saidahumaira-

Kotak Musik

Alunan musik klasik terdengar di sudut kamar, membuat Nina terbangun. Sambil memakai kacamatanya, Nina menuju sumber musik berasal. Di pojok kamar itu, terbuka sebuah kotak musik klasik yang ada miniatur pasangan dansa yang berputar. Ketika menyentuh kotak itu, tubuh Nina tersentak.
Ia terbangun dari tidurnya, semua itu hanya mimpi. Nina bergegas bersiap untuk berangkat kuliah.

Seharian itu, Nina memikirkan mimpinya yang dirasakan cukup nyata tadi malam.

Penasaran dengan hal itu, Nina menanyakan asal usul rumah kontrakannya itu kepada tetangganya.

Tetangga itu bercerita bahwa dahulu rumah itu dihuni oleh keluarga yang datang dari sumatera. Dan memiliki satu orang anak perempuan.

Anak perempuan itu menderita skizofrenia, alias gangguan jiwa sehingga sering menjerit-jerit tidak jelas setiap malam. Untuk meredam jeritan anaknya itu, akhirnya orang tua tersebut membelikan sebuah kotak musik klasik. Setiap menjerit, orang tuanya membuka kotak musik itu, dan alunannya menenangkan si anak sehingga tidak menjerit lagi.

Suatu ketika, kotak musik itu rusak. Sehingga anak perempuan tersebut semakin menjerit kegilaan, yang pada akhirnya mengacaukan semua yang ada di dalam rumah. Membanting apa saja, termasuk kotak musik itu. Entah mengapa setelah kejadian itu, si anak ditemukan meninggal di dalam kamarnya seraya memeluk kotak musik itu.

Tetangga Nina mengakhiri ceritanya, dan Nina menyimpulkan bahwa Kotak Musik di Pojok Kamar itulah dimana kotak itu dibanting.

Setelah kejadian itu, Nina masih sering mendengarkan alunan musik klasik itu walau dalam keadaan terjaga.

-Doddy Rakhmat-

Selasa, 14 Oktober 2014

RINDU

Jarak yang terbentang kadang menjadi penghalang bagi hubungan anak manusia. Rindu yang bergemuruh selalu ingin segera bertemu tapi jarak menjadi kendala perjumpaan keduanya. Namun tidak bagi Budi dan Ani. Selalu ada cara untuk mendekatkan keduanya. Selalu banyak hal yang bisa mereka lakukan berdua meski terpisah daratan.

Keduanya masing-masing memiliki sebuah buku bertajuk Rindu. Buku yang saling terkoneksi. Apapun yang Budi tulis di buku itu, Ani bisa membacanya. Begitu pula sebalilnya. Sehingga tak ada alasan bagi mereka untuk merasa jauh.

Buku itu menjadi penghubung kisah kasih mereka. Jika Ani sedang marah atau ngambek pada Budi, sampul buku itu berubah warna menjadi merah dengan motif api. Jika mereka sedang berbahagia, sampul buku menjadi berwarna merah muda dengan motif berbentuk hati. Bahkan ketika salah satu diantara mereka sedang sakit sehingga tak bisa menuliskan cerita, buku itu berubah menjadi muram dan memberi notifikasi pada salah satunya.

Suatu ketika seharian Budi tidak membalas cerita Ani, Ani begitu murung namun buku Rindu tak menunjukan sampul perasaan Ani. Buku itu tetap pasa sampul yang netral berwarna putih. Ani bingung, apakah buku ini sudah tak berfungsi karena tak mampu membaca suasana hatinya. Begitu hingga tiga hari, padahal banyak sekali yang ingin Ani ceritakan pada Budi dan ia pun ingin mendengar cerita Budi. Hingga di hari keempat, Ani mendapati sampul buku Rindu nya berubah menjadi merah muda. Ani memeriksa catatan harian terakhirnya, dan ia terkejut melihat sebuah cincin tergambar di buku itu. Belum habis keterkejutan Ani, tak lama kemudian ia mendapati sebuah tulisan "Will you marry me?" Dan tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya dari belakang, disana telah berdiri Budi dengan membawa seikat bunga dan sebuah cincin. Kemudian Budi berlutut, meminta Ani menjadi pendamping hidupnya. Menjadi satu-satunya, menjadi yang terakhir untuk kisah cintanya.


-Saidahumaira-

Asap

Alkisah di sebuah daratan, hiduplah dua bersaudara. Asap dan Pasa. Keduanya adalah seorang pemburu cerdik. Mereka berkeliling hutan setiap hari, berangkat pagi. Pulang malam membawa hasil buruan, mulai dari rusa sampai beruang.

Kepala rusa biasanya diawetkan dan digantung menjadi hiasan rumah.

Suatu hari Asap dan Pasa, berburu hingga tengah malam. Mereka melihat seokar rusa jantan besar berlari kesana kemari susah untuk dibidik.

Hingga pada akhirnya, rusa itu menghilang begitu saja. Meninggalkan pasangan pemburu kelelahan.

Asap dan Pasa memutuskan untuk memburu rusa itu esok hari, dengan mengatur strategi yang mapan. Akhirnya mereka berangkat berburu lagi, kali ini mereka tidak mau membiarkan buruannya itu kabur.

Anehnya, Rusa itu tidak muncul muncul juga. Asap dan Pasa memutuskan untuk memberhentikan pemburuan mereka.

Dalam perjalanan pulang, mereka mendapati Rusa itu terjerat di dekat danau, Rusa itu mengaduh meminta tolong. Asap dan Pasa mendatangi Rusa itu, bukannya malah membunuh Rusa itu. Mereka malah membantu melepas jerat pada Rusa Jantan itu.

Sang Rusa Jantan itu tiba tiba berubah menjadi sosok laki laki berjenggot, yang dikenal sebagai Dewa Pemburu.

"Aku melihat kalian adalah pemburu sejati, pemburu yang pemberani, pemburu yang tangguh. Belum pernah kutemui pemburu sepeerti kalian. Yang malah membantu target buruan kalian padahal posisinya sudah sangat mudah" ucap Dewa Pemburu dengan nada bijaknya.

Asap menjawab, "Kami bukanlah pengecut yang menghabisi buruan kami yang sedang tak berdaya"

"Kami berburu bukan untuk kesenangan, karena membunuh bukanlah sebuah hiburan" tambah Pasa


Dewa pemburu itu tersenyum kecil kemudian menghadiahkan sepasang cincin untuk mereka berdua, dengan adanya cincin itu. Insting mereka dalam berburu menjadi lebih kuat.

-Doddy Rakhmat-

Minggu, 12 Oktober 2014

Rantau

Membelah samudera, merayap dibawah langit
Memisahkan diri di antara jarak yang terbentang
Itulah perantauan

Meninggalkan kenangan kenangan, membentuk yang baru dengan perjuangan

Didera hujan dan cobaan
Tak menyurutkan langkah untuk tetap berjuang
Demi kebahagiaan
Kebahagiaan yang hanya bisa dihargai oleh diri sendiri

Mengarungi hidup menjadi seorang petualang, petualang pahit manisnya takdir.

Jatuh berkubang lumpur tak masalah, bahkan bersimbah darah sekalipun
Asalkan itu demi kebenaran semua diperjuangkan

Melangkah jauh dari rumah adalah sebuah keberanian
Sebuah keputusan
Siap menghadapi apapun di medan kehidupan.

Dimana orang baik berpura-pura jahat, orang jahat berpura-pura baik.

Bukan harta yang kau khawatirkan saat berdiri sendiri di tengah kerumunan orang Tapi semua adalah tentang keyakinan
Keyakinan yang tidak boleh tergoyahkan

Karena kau selalu bersama Tuhan. Sang Maha Kuasa akan segala apapun di muka bumi.
Sekalipun yang kau hadapi itulah bajingan.

-Doddy Rakhmat-

Ibu

Pukul tiga pagi, ia sudah bersimpuh di atas sajadah panjang. Menautkan hati pada Illahi.
Dalam setiap desahan nafasnya terlafadz indah nama-nama manusia yang dicintai.
Seolah tak lelah dengan kesibukannya. Ia masih harus melayani keluarga penuh cinta kasih.
Menjadi yang terbaik bagi suami dan buah hati.
Derai air mata terurai kala yang dicintai terlukai.
Senyumnya mengembang bangga ketika buah hati menorehkan prestasi.
Ia Ibu, yang selalu ada setiap waktu.
Ia Ibu, yang senantiasa menyebut nama buah hati dalam setiap doa.
Ia Ibu, yang pertama mengurai air mata ketika belahan jiwanya terluka.
Ia Ibu, yang pertama membela ketika ananda ditimpa perkara.
Ia Ibu, yang selalu mencintai tanpa akhir tanpa dibatasi.

-Saidahumaira-

Sabtu, 11 Oktober 2014

Masih Menatap Bulan Yang Sama

Di suatu malam, Rama seorang pemuda yang bekerja sebagai akuntan duduk di sudut sebuah coffeshop.

Menatapi langit lamat lamat, cofeeshop ini dipilihnya karena kanan kirinya tidak ada gedung yang menjulang tinggi. Sehingga ia puas memandangi langit terutama di malam hari.

Rama mengaduk cappucino hangat di hadapannya, sambil menatap foto seorang gadis yang sedang tersenyum ke arahnya. Rama pun membalas senyuman itu, foto yang ia pajang sebagai wallpaper ponsel pintarnya.

Menatap jauh sampai ia bertemu dengan bulan. Bulan yang selalu sama bentuknya, tidak berkurang sedikit pun waktu ke waktu. Itulah yang Rama rasakan. Ia juga menyayangi Sinta tidak pernah berkurang sedikit pun.

Terpisah oleh jarak, tidak menyurutkan langkah Rama untuk menjalin hubungan dengan Sinta, sambil memutar cincin yang ada di jari manisnya. Rama menghela nafas, meresapi betapa indahnya saat bersama dulu dengan Sinta.

Kini mereka berada di daratan yang berbeda, Rama di Sumatera. Sinta di Jawa. Setiap hari tak bosan bosannya Rama mengabari Sinta, begitu juga sebaliknya. Ikatan yang telah mereka buat harus dijaga selalu. Selangkah lagi mereka menuju pernikahan. Rama kagum dengan Sinta yang begitu sabar menunggu hari paling indah sedunia itu berlangsung.

Sebuah pernikahan.

Kali ini Rama melihat bulan kembali, ia percaya saat mereka masih menatap bulan yang sama. Maka semuanya akan terasa dekat, keduanya menyadari akan adanya jarak tapi akan selalu ada cara untuk mendekatkan. Yaitu dengan cara menatap bulan yang selalu sama setiap waktunya. Saat itulah rindu tersampaikan, melalui bulan dan semesta alam.

Masihkah kita menatap bulan yang sama?

-Doddy Rakhmat-

Pesan Cinta dari Surga

Kehilangan tak pernah menyenangkan untuk siapapun. Terlebih kehilangan dia, yang begitu dicintai. Adira tak henti-hentinya menangis di sudut ruangan. Ia tak percaya kebersamaannya dengan Allan berakhir menyedihkan.

Malam itu, tak biasanya Allan tak memberi kabar pada Adira. Seharian tak mendapat kabar dari Allan membuat harinya sedikit cemas. Ia khawatir, entah apa yang ia khawatirkan. Dadanya sesak, seperti ada sesuatu yang tak enak. Hatinya tak menentu. Firasat itu menggelisahkannya. Tepat pukul tujuh malam, Adira mendapat kabar dari seseorang yang tak dikenalnya. Kabar duka yang seketika merampas ketenangannya. Ia terus terisak sementara telepon genggamnya sudah jatuh berantakan. Setengah kesadaran menguatkannya untuk sampai di depan pintu UGD sebuah rumah sakit.

Seorang wanita paruh baya spontan memeluknya sangat erat. Mereka sama-sama rapuh tapi berusaha kuat. Namun Adira tak mampu menutupi rasa kalutnya. Ia tak percaya, seorang lelaki yang dicintainya sedang berjibaku dengan rasa sakit, terambang antara hidup dan mati. Tak lama dokter keluar dari ruangan itu, menanyakan keluarga korban. Wanita yang tadi memeluk Adira langsung menghampiri dokter dengan tergesa, menanyakan kabar putra bungsunya.
"Pasien kehilangan banyak darah. Kami telah berusaha, tapi Tuhan yang berkehendak."
Kalimat klasik yang sudah bisa dipastikan kemana muaranya tapi tetap saja Adira bertanya, memastikan kabar kekasihnya. "Maksud dokter?"
"Maafkan kami. Pasien tak dapat bertahan. Tuhan lebih menyayanginya. Kami turut berduka cita."
Tangis Adira semakin menjadi. Baru kemarin mereka merayakan hari jadi yang kelima, baru kemarin mereka saling berjanji untuk tetap bersama-sama. Tapi kini semua harapan mereka dirampas oleh kematian.

Rasa sakit kehilangan itu semakin menyesakan hatinya. Ketika Mama Allan bercerita pada Adira bahwa sepanjang hari sebelum Allan meninggal dunia, Allan sibuk menyiapkan sebuah hadiah kejutan untuk Adira. Bahwa Allan akan melamar Adira tepat di hari ulang tahunnya. Semua telah dipersiapkan Allan dengan rapih, tinggal menunggu hari. Namun kini semua tak berarti. Allan sudah tak lagi memijakan kaki di bumi. Sebuah sticky notes bertuliskan "Will you marry me, Adira Putri?" menjadi sebuah pesan cinta yang membahagiakannya, bahwa ia pernah begitu dicintai oleh seorang lelaki yang kini mungkin sudah di surga.

-Saidahumaira-

Kamis, 09 Oktober 2014

Dimana Hatimu?

Cinta memang gila. Mampu membutakan mata hati dan logika. Mampu meliarkan pikiran dalam nada-nada amarah. Mampu membuat seseorang kehilangan akal sehatnya, mentaati bisikan kekecewaannya.

Namanya Cinta. Namun hidupnya tidak seperti namanya. Berkali-kali disakiti lelaki, membuat hatinya meringis sakit hati. Kini ia tak percaya lagi cinta. Untuknya cinta hanya rasa semu. Dan bahagia tak lebih dari sandiwara, semuanya bohong belaka.

Semuanya berawal dari sakit hati yang ia rasakan bertubi-tubi. Setiap ia memiliki kasih dan mencintai, selalu saja ia dikhianati lelaki. Hingga ia bertanya "dimana hati lelaki? kenapa bisa begitu seenaknya menyakiti? apa mereka tak punya hati? Lantas pikiran setan memburami hatinya. Ia berencana mencari jawaban atas pertanyaannya.

Malam itu, Cinta mendatangi rumah Boy, kekasihnya. Ia menangis tersedu-sedu memohon pada Boy agar kembali padanya. Begitu angkuhnya Boy, dengan tega ia berkata "Maaf Cinta, aku tidak mencintaimu. Aku hanya menjadikanmu alat agar mantan pacarku kembali padaku. Dan kini, aku dan dia sudah berpacaran lagi. Aku tak butuh kamu lagi cinta."

Barisan kalimat Boy sungguh sangat menyakiti hatinya. Cinta buta akal. Ia langsung mendorong tubuh tegap Boy hingga terjatuh. Kemudian ia mengambil pisau lipat dari saku celana belakangnya. "Setan kamu! Kamu pikir aku ini mainanmu? Kamu pikir aku ini sampah? Yang bisa kau buang seenaknya? Keparat kamu, Boy!"
Cinta mulai bermain-main dengan pisau itu. Disiletnya wajah Boy yang tampan. Boy meringis, ia berusaha menyelamatkan diri. Didorongnya tubuh mungil Cinta. Dan berusaha lari. Bodohnya Boy, ia lari ke dalam rumah dan terperangkap di dapur rumahnya.
"Kamu jangan gila, Cinta!"
"Aku gila karena kamu, Boy!"
"Cinta, aku mohon. Aku akan kembali jadi pacarmu lagi, Cinta."
"Terlambat, Boy. Hatiku sudah sakit. Dan aku ingin hatimu juga merasakan sakitnya!" Cinta berteriak histeris.

Boy tergeletak lemah. Seluruh tubuhnya berlumuran darah. Bertubo-tubi benda tajam itu menghujam tubuhnya. Boy menghembuskan nafas terakhirnya dengan mengenaskan. Tak sampai disitu, Cinta mengkoyak bagian perut Boy dan mengambil salah satu organ tubuh Boy. Cinta tertawa sendiri. "Ini hatimu Boy. Kamu lihat? Ini hatimu. Selama ini kamu yang sering menyakitiku. Kini giliranku." Dengan bengis Cinta mencabik-cabik hati Boy. Dan kemudian ia menusuk perutnya sendiri. Mati bersama hati yang membusuk.

-Saidahumaira-

Lagu Tengah Malam

Ini sudah kelima kalinya dalam tahun ini Diana pindah ke kosan baru. Ada sesuatu yang selalu mengusik harinya, mengusik malamnya. Awalnya ia pikir hal itu karena tempat kosnya yang sepi karena hampir semua penghuninya sedang melaksanakan tugas akhir. Namun di tempas kos kelima dalam tahun ini, hal yang mengusiknya tak juga pergi. Diana lelah terus berlari, menghindari. Namun tetap saja ia diusik kala malam hari.

Seperti halnya malam ini. Saat sedang mengerjakan tugas kuliahnya, Diana mendengar sebuah lantunan lagu sendu. Diana menengok ke jam dindingnya. Tepat pukul 12 malam, nyanyian itu mulai terdengar. Suara wanita yang menyanyikan lagu itu begitu menyedihkan. Lagu tentang sakit hati dan kekecewaan. Lagu tentang kehilangan. Lagu yang terdengar sayup namun jelas, yang tak jelas darimana asalnya. Diana mencoba menutup telinganya menggunakan headset, namun suara itu tetap terdengar tak terpengaruh. Diana sadar ia harus menyelesaikan masalah ini, bukan lari.

"Lo siapa sih? Mau lo apa?" Diana berbicara sendiri, menatap seisi kamarnya dengan takut.
Tak ada suara. Sejenak nyanyian itu hilang. Hening.
"Kenapa diam?" Diana bertanya menantang, namun ketakutan tetap tak hilang dari dirinya.
Tiba-tiba buku diary Diana terjatuh. Diana menatap takut, ingin mengambil tapi ragu. Akhirnya ia memberanikan diri. Ia ambil buku yang jatuh tepat di kaki, ia buka perlahan sembari tetap memandang sekeliling. Dan Diana terkejut ketika matanya membaca tulisan.

"Tolong kuburkan saya dengan layak!"

Diana tak mengerti. "Maksudnya? Gue gak kenal siapa lo!" Diana bertanya pada seisi kamarnya, pada mahluk astral yang tak dilihatnya.
Buku diary itu membuka lembarannya sendiri. Diana menatapnya ngeri. Tak lama ia kembali mendapati tulisan.

"Aku Adinda, sahabatmu."

Diana tercengang. Ia ingat sesuatu, tentang Adinda, tentang kematiannya. Setahun yang lalu, Adinda, sahabatnya dari kecil dikabarkan hilang dan belum ditemukan hingga saat ini. Dan Dinda dianggap telah mati meski jasadnya belum ditemui.

Melalui lantunan lagu sendu, Adinda menyampaikan sesuatu. Tentang suara hatinya yang pilu. Mati tanpa ada yang tahu.

-Saidahumaira-

Bayang

Seh, seorang pengembara. Ia sudah menjejakkan kakinya hampir di seluruh pelosok dunia. Dengan hanya modal jalan kaki.

Ia beristirahat di suatu daerah bernama Caka. Di suatu lembah di Afrika. Kali itu ia hendak membasuh muka di danau Caka. Betapa terkejutnya ia, ketika hendak membasuh muka, tidak mendapati bayangannya sendiri di permukaan air danau itu.

Seh, mengucek-ucek matanya. Seakan tidak percaya yang dialaminya. Kali ini ia pindah ke sisi lain danau, hal yang sama juga didapatinya.

Alangkah bingungnya Seh, kemana perginya Bayangan ia sendiri. Ia memecah air permukaan danau seakan mencari keberadaan bayangannya.

Bayangan yang hilang entah kemana itu, membuat Seh frustasi. Dan akhirnya ia memutuskan untuk tidur di pinggiran danau. Seh bermimpi ia melihat bayangannya mendekatinya, bayangan hitam ia sendiri. Perlahan bayangan itu menyamakan posisi Seh yang sedang berbaring. Tiba tiba Seh terbangun, segera mencuci muka dan alangkah terkejutnya dia, yang didapatinya bukan bayangan ia sendiri. Tapi bayangan ratusan orang yang memantul di permukaan air.

Seh langsung meninggalkan daerah itu, selidik punya selidik. Caka adalah tempat favorit warga sekitar untuk bunuh diri dengan cara menenggelamkan diri ke danau. Konon, nyawa nyawa itulah yang muncul di permukaan air, dan menutupi bayangan orang yang becermin.

-Doddy Rakhmat-

Kunci

Salim memegang kunci yang berlumuran darah, ini adalah korban yang ke 100. Maka ia membuatnya secara spesial, merenggut nyawa seseorang dengan sebuah kunci motor.

Di balik gemuruh hujan dan petir bersahutan,tampak remang remang rumah Salim di ujung desa. Salim adalah sosok agamais di desa nya, ia dikenal pintar berdakwah. Tetapi tidak banyak yang tahu bahwa salim bermuka dua. Tampil di publik sebagai Ustadz, namun malam itu ia tampil sebagai manusia paling bejat.

Salim seorang Psikopat, ia senang membunuh orang. Melihat darah berceceran membuat ia semakin bersemangat menjalani hari, terlebih lagi Salim pernah membunuh orang dengan tangan kosong. Sebuah favorit Salim.

Untuk korban yg ke 100 , Salim memperlakukannya dengan spesial, dengan sebuah kunci. Ia berhasil melumpuhkan dan menghabisi nyawa korban ke 100 nya dalam kurun waktu 100 hari. Berarti Salim menghilangkan nyawa satu orang setiap harinya.

Dengan sebuah kunci motor, Salim melesatkannya ke tenggorokan korban, mengkoyaknya dan mencabutnya. Korban yang jatuh tersungkur dipukuli habis-habisan oleh Salim, dan sebagai penutup. Salim menancapkan kunci motor itu ke pelipis bagian dalam korban hingga menembus kepalanya. Korban nya tewas kehabisan darah.

Tiba tiba, terdengar teriakan teriakan warga desa dari luar rumah. Yang tanpa permisi lagi masuk ke dalam rumah Salim dan mengkeroyoknya habis-habisan sampai Salim meregang nyawa. Dengan kunci motor yang menancap di dadanya, di jantungnya.

Tragis memang Salim, Sang "Malaikat Maut" yang dilahirkan sebagai manusia biasa. Kini menjumpai ajalnya sendiri.

-Doddy Rakhmat-

Selasa, 07 Oktober 2014

Masa Depan

Masa depan itu semu. Masa depan itu adalah hari ini yang telah diprediksi kemarin. Meski begiti, masa depan tetap menjadi harapan. Bahwa setiap hal masih memiliki kesempatan.

Kiara menggerutu terhadap hidup yang menimpanya. Terlahir dari golongan keluarga miskin yang dikucilkan masyarakat desa Hilir. Kiara tak terima dengan semua takdir hidupnya. Ia ingin masa sulitnya segera berakhir. Ia begitu menanti masa depan. Yang ia percaya bahwa masa depan akan membawanya pada sebuah kebahagiaan.
Malam itu, Kiara sedang berjalan sendiri di sebuah hutan menuju rumah neneknya. Ketika berada dalam perjalanan, Kiara melihat sebuah cermin tergeletak di antara daun-daun yang berguguran. Segera ia pungut cermin itu dan berkaca. Ia melihat wajahnya dengan senyum. Paras cantiknya menjadi satu-satunya yang ia banggakan juga yang ia andalkan. Tiba-tiba cermin itu bercahaya, Kiara melihat sesuatu yang tak asing baginya. Ia melihat wajahnya sendiri, namun dengan pakaian dan keadaan yang lebih baik. Ia mengenakan pakaian mahal dan bagus, mengenakan perhiasan berlian di setiap lekuk tubuhnya, ia juga mampu makan-makanan enak dan mahal. Kiara tersenyum melihat bayangan itu, ia meyakini bahwa itu adalah masa depannya. Masa depan yang bahagia.

Setiap hari, Kiara semakin malas bekerja. Ia terlalu percaya pada cermin yang tak tahu siapa pemiliknya. Ia selalu mengumbar apa yang ia lihat dalam cermin itu kepada semua orang. Bahwa ia akan kaya raya. Bahwa ia akan hidup bahagia. Ia percaya pada masa depan yang dilihatnya dalam cermin itu.

Sepuluh tahun telah berlalu. Hidup Kiara tak berubah sama sekali. Ia justru semakin terpuruk. Ia tak terima akan nasib yang dialaminya. Ia menyalahkan cermin itu dan juga menyalahkan Tuhan karena tak kunjung memberi hidup bahagai seperti yang ia lihat dalam cermin itu. Kiara menjadi hilang akal sehat. Setiap hari pekerjaannya hanya melihat cermin. Dan bayangan dalam cermin itu tak berubah. Tetap memperlihatkan kehidupan Kiara yang bahagia. Ibu Kiara khwatir, ia membawa Kiara ke seorang ahli tafsir. Tak berapa lama ahli tafsir membaca aura Kiara. Ia menatap Kiara dan memberi petuah.
"Masa depan itu harapan. Tetapi bukan berarti kita bisa mendapatkan dengan keajaiban. Semuanya butuh perjuangan, usaha, dan pengorbanan. Percayalah pada proses, bukan angan."


-Saidahumaira-

Menyelam Di Udara

Kali ini aku memilih diam
Memandangi hamparan lautan udara dalam dalam
Meresapi segala keraguan disekitar
Menyingkirkan segala keluh kesah

Aku menyelam lebih dalam, mencari mutiara.
Yang begitu indah.

Kilaunya terlihat dari permukaan udara
Aku menyelam lebih dalam lagi
Berusaha menggapai mutiara itu

Mutiara, awalnya hanya benda tak bermakna melewati kerasnya kehidupan
Hingga menjadi benda indah yang paling dicari dimuka bumi

Lautan udara, aku menyelam di dalamnya. Mencari mutiara. Mutiara itu kamu.
Kamu itu berharga.


-Doddy Rakhmat-

Senin, 06 Oktober 2014

Sajak Tak Usah

Kau tidak usah mencintai, tapi cukup ada di dalam hati

Kau tidak usah mencintai, karena aku sudah mencintai lebih dahulu

Kau tidak usah mencintai, namun jadilah orang yang selalu ada di kala aku sedih

Kau tidak usah mencintai, Mencintai hanyalah fana. Semu.
Berniatlah untuk membangun ibadah sepanjang hidup hingga maut menanti.

Kau tidak usah mencintai, biarkan saja rasa itu menguap bersama embun pagi. Bukan hilang tak berarti, tapi bergabung dalam awan awan yang akan memberikan hujan.

Maka ketika hujan aku akan berdiri di bawahnya, merasakan cinta yang luar biasa.

-Doddy Rakhmat-

Sebab, Ku Percaya

Tanpa kau berkata, sebenarnya ku percaya. Bahwa hari-hari yang telah kita lalui bersama, bukan senda gurau belaka. Kita sedang sama-sama, saling memahami, melengkapi, dan menjadi teman berbagi yang tak terganti.

Aku ingin segera tiba saatnya. Kau meminta cintaku dengan perkasa, dengan kalimat indah atas nama-Nya. Meski sebenarnya tanpa kau meminta aku telah memberinya. Memberi hati yang hanya satu-satunya kepada lelaki satu-satunya.

Jagalah ia, cintailah ia atas nama-Nya. Sebab aku percaya, kamu takkan melukai aku yang telah percaya.

-Saidahumaira-

Kamis, 02 Oktober 2014

Lelaki Berbaju Batik

Malam jumat kliwon. Malam yang ditunggu muda-mudi kampung Tunik untuk berpesta Malam ini, pesta dirayakan di rumah Ayana, anak kepala kampung. Tepat pukul tujuh, beberapa tamu sudah berdatangan. Ayana pun melaksanakan ritual dansa dengan menutup mata dan memilih siapapun yang di hadapannya.

Dan tibalah saat itu, Ayana menutup matanya dan mulai berjalan tak tentu arah. Langkah Ayana terhenti, ia mencium bau melati. Ayana seperti mengenali siapa lelaki yang memakai minyak wangi aroma melati. Ayana segera membuka penutup matanya dan mendapati Fadli, mantan kekasihnya berdiri di hadapannya, lengkap dengan kemeja batik yang selalu dipakainya setiap hari.

Ayana langsung memeluknya dan mereka pun berdansa. Ayana terbawa suasana, mereka larut dalam cinta lama.

Ayana begitu merindu Fadli yang sudah lama tak pulang karena merantau. Ayana lupa pada pesta, perhatiannya hanya tertuju pada Fadli semata.

Beberapa hari setelah pesta itu. Ayana kembali bersama Fadli. Setiap hari mereka selalu bertemu. Ayana begitu bahagia. Mereka seperti tak ingin terpisahkan. Namun malam itu, Fadli mengatakan bahwa ia harus kembali pergi.

"Kamu mau kemana Fadli? Tak bisakah kau tinggal saja disini?"
"Tidak bisa Ayana. Aku harus benar-benar pergi dan aku tak akan kembali."
"Aku benci kamu!"
"Ku mohon Ayana. Jangan membenciku, aku hanya ingin bersamamu sebelum aku pergi."
"Aku ingin ikut denganmu."
"Jangan Ayana. Hidupmu masih panjang. Jangan kau sia-siakan untuk ikut denganku."

Ayana diam. Fadli mengecup kening Ayana dan memberikan Ayana sebuah baju batik berwarna merah, warna kesukaan Ayana.

"Simpanlah ini. Aku ingin kau mengingatku setiap kali menatap batik cantik ini. Dan aku ingin kamu mencintai batik ini seperti kamu mencintaiku."
Ayana menerima pemberian Fadli, matanya basah. Ia tidak ingin ditinggal Fadli.

Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu rumah Ayana. Ayana menatap Fadli sesaat seraya berkata sebentar. Ayana membukakan pintu, ternyata kakak Fadli yang datang.


-Saidahumaira-

Batik Bertuah

Alkisah, di sebuah desa di daerah Jawa, hiduplah seorang pengrajin Batik bernama Mbok Yem. Konon kabarnya, Mbok Yem melukis batik dibantu kemampuan gaib karena kondisi ia yang buta.

Setiap batik yang dihasilkannya selalu meminta tumbal, bisa jadi anak anak atau gadis paruh baya. Batik lukis Mbok Yem terkenal di seluruh penjuru Kota. Yang memakainya adalah kaum kaum sosialita atas, karena dipercaya Batik Mbok Yem bisa menaikkan pamor dan aura pemakainya.

Mbok Yem melukis batiknya setiap malam, mulai jam 12 malam sampai subuh menjelang. Lilin batiknya bercampur dengan dupa,menyan dan juga uban rambutnya. Lampu temaram rumahnya menambah kesan mistik.

Setiap membatik, Mbok Yem menyinden tembang jawa kuno. Seperti mantra mantra, canting batiknya bergerak-gerak sendiri.

Satu kain batik diselesaikan, satu tangis kesedihan tercipta. Kematian tak wajar menimpa gadis jelita.

Orang orang sudah geram dengan perilaku Mbok Yem. Akhirnya, warga mendatangi rumah Mbok Yem. Tanpa babibu lagi orang beramai-ramai membakar rumah beserta Mbok Yem di dalamnya.

Warga puas. Pasca kejadian itu, diantara puing puing rumah yang telah menjadi abu. Masih sering terdengar suara Mbok Yem menyinden jawa. Suaranya yang sedikit meraung, seperti meminta tolong.
Miris.

Menghilang dalam kekejaman dunia, itupun karena ulah ia sendiri.

-Doddy Rakhmat-

Selasa, 30 September 2014

O G G Y

Malam itu hujan cukup deras. Oggy si kucing cantik namun tak terawat itu sedang berteduh di kolong mobil bersama ketiga anaknya. Ia hanya bisa menunggu hujan reda kemudian ia melanjutkan perjalanan yang entah kemana. Oggy dulu bertuan, Nona Dea adalah pemilik Oggy yang baru. Namun setelah Nona Dea dihadiahi sebuah anjing lucu, Oggy tersingkirkan. Oggy tak lagi dirawat seperti dulu, tak lagi diberi makan, diterlantarkan. Bahkan sekarang, Nona Dea membawa Oggy pergi jauh dan meninggalkannya di tempat asing.

Oggy sedih. Ia tak mengerti mengapa Nona Dea bisa setega itu kepadanya. Ketika sudah tak butuh, ia dicampakan dan dibuang bagai sampah. Padahal selama ini, Oggy lah yang menemani hari-hari Nona Dea yang kesepian karena ayah ibunya bekerja. Namun kini setelah Nona Dea beranjak remaja, ia lebih memilih merawat Figi, anjing lucu pemberian kekasihnya.

Oggy menatap kubangan air dengan miris. Ini pertama kalinya ia ada di jalan, di dunia bebas tanpa batas. Selama ini ia selalu dimanja dan dijaga, tak pernah sekalipun keluar rumah Nona Dea yang megah dan kini hidupnya berputar arah. Oggy kehilangan semuanya.
"Apakah semua manusia begitu?" tanya Oggy dalam hati.

Ketika hujan sudah benar-benar berhenti, Oggy mengajak ketiga anaknya pergi. Oggy tertegun melihat tiga anaknya menggigil kedinginan. Oggy mendekap anak-anaknya, menjilatinya, mencoba menghibur anaknya yang juga terluka.

"Ibu kita mau kemana?" tanya Icil si bungsu.
"Ibu pun tak tahu, Nak," Oggy menggeleng.
"Kenapa Nona Dea begitu jahat pada kita?" tanya Gemblong, si sulung.
"Ibu pun tak tahu," Oggy menggeleng lagi.
"Bu, apakah semua manusia sama? Ketika sudah tak butuh kami akan dibuangnya?" kini giliran Icah yang bertanya.
Oggy menghela nafas. Meski ia pun tak tahu jawabannya tapi ia buat jawaban terbaik untuk anaknya.
"Ibu rasa tidak, Nak. Di luar sana masih banyak manusia yang sayang kepada binatang. Masih banyak yang peduli. Ibu yakin, kita pasti bisa bertemu dengan orang baik itu. Percayalah."

Ketiga anak Oggy saling tatap, meski ragu, mereka lebih memilih memercayai ibunya. Mereka yakin akan segera punya tuan yang baru.

-Saidahumaira-
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Konspirasi Setoples Permen

Hancurkan! Rusak!

Teriakan teriakan penuh emosi membara dari dalam Toples permen. Semua yang tergabung dalam toples itu adalah permen permen buangan, yang gagal produksi. Beraneka ragam, mulai dari permen jahe sampai lolipop.

Mereka tidak terima dengan pendiskriminasian oleh manusia yang memisahkan mereka dari permen lainnya. Padahal kegagalan dalam produksi mereka tidaklah fatal, kalau permen paling rasanya kurang manis, atau lolipop tangkainya sedikit retak.

"Ah, tidak adil kita disini ibarat sampah. Padahal kita masih bisa dikonsumsi. Jutaan orang di muka bumi ini masih memerlukan makanan, tapi kita malah dibuang buang " teriak Permen Jahe

"Betul, lebih baik kita diberikan ke anak anak yang mengalami kekurangan makanan, daripada hanya berakhir menjadi abu" sahut Permen Mint.

"Itulah manusia, mereka sering memubazirkan makanan. Lupa kalau saudaranya dibelahan dunia lain, banyak mati kelaparan" tambah Permen Coklat.

"Pecahkan toples ini, setelah itu kita kabur, mendatangi anak anak yang membutuhkan kita" teriak Permen Lolipop

"Setuju!!" Sahut mereka Kompak.

Tapi mereka tetaplah permen, benda mati yang tak bisa bergerak, kecuali digerakkan oleh Manusia. Kita.

Feed the world!


-Doddy Rakhmat-

Minggu, 28 September 2014

Roti Manis

Diana menatap peralatan membuat roti dengan pilu. Setelah lima tahun, sudah saatnya ia berteman kembali dengan dunianya itu. Sebisa mungkin Diana menepis kenangan masa lalunya, namun lagi-lagi ia tak mampu membendung air matanya. Ia sungguh merindu dengan....ibunya.

Ibunya seorang pembuat roti terkenal di desa Kincir. Roti buatan ibunya adalah roti paling nikmat yang selalu saja habis terjual bahkan dalam waktu kurang dari dua jam. Diana, putri tunggal keluarganya, tak pernah absen membuat roti setiap hari. Dalam waktu sehari, mereka biasa membuat roti lima sampai enam kali. Dan sudah dipastikan, semuanya laris tak bersisa. Namun, kehidupan mereka sebagai pembuat roti yang akhirnya juga merenggut nyama ibunya.

Kejadian itu sudah lima tahun berlalu. Saat itu ibunya sedang membuat sebuah roti spesial untuk Diana, roti manis. Roti kesukaan Diana, yang akan ibunya persembahkan di hari ulang tahun Diana ke-17 saat itu. Kendati tetap menerima orderan dan harus membuat kue untuk dijual, sang ibu terlihat begitu sibuk hingga belum tidur saat hari menjelang pagi. Peralatan membuat kue yang berantakan tak digubrisnya. Dan sebuah margarin yang berceceran di lantai menjadi sebuah pertanda buruk bagi ibu Diana. Matanya tak awas, langkahnya yang tak hati-hati membuatnya terpeleset oleh margain cair itu. Hingga ibunya terjatuh dan terbentur lantai dengan cukup keras. Usianya yang menjelang senja, kesehatannya yang tak lagi sekuat muda, membuat ibunya tak mampu lagi bertahan. Ibunya berteriak menyebut nama Diana, Diana terbangun dari lelapnya mimpi dan mendapati ibu tercinta tergeletaj tak berdaya hingga menghembuskan nafas terakhir di pangkuannya. Diana sedih, menangis, meronta. Namun itu tak mampu mengembalikan hidup ibundanya.

Diana buru-buru menghapus air matanya. Meski setiap kali melihat peralatan membuat kue membuatnya ingat tentang kematian ibunya, namun Diana tetap harus kembali bersahabat dengan dunianya. Bersahabat dengan hidup tanpa ibunya.


-Saidahumaira-

Mimpi

Kehidupan masa lalu Tara tidak semulus yang dilihat orang sekarang, Tara melewati masa masa sulit ketika ia harus menjadi tulang punggung keluarga terlalu dini.

Ayahnya meninggal dunia saat ia berumur 3 tahun, sedangkan Ibunya hanya seorang penjual kue basah keliling. Ibunya mengambil kue kue itu di salah satu penjual besar, dan Ibu hanya menjualkannya saja secara berkeliling. Masuk dari gang ke gang.

Tara memiliki seorang adik angkat perempuan bernama Rita. Umurnya baru 5 tahun saat itu, sedangkan Tara sudah menginjak umur 13 tahun. Walau perekonomian mereka pas-pas an, Tara tetap bersekolah. Ia lebih banyak membantu Ibunya berjualan setelah sekolah daripada bermain bersama teman-temannya. Kadang Tara iri melihat teman temannya bisa jajan di kantin sekolah, tapi Tara mengerti keadaan keluarganya sekarang.

Yang dilakukan Tara adalah terus memberikan yang terbaik kepada Sang Ibu, membuatnya terus giat belajar, ikut ekstrakulikuler sains di sekolah, ia bercita-cita menjadi ilmuwan.

Beruntung dengan kepandaiannya, ia selalu mendapatkan beasiswa dari sekolah. Yang paling membanggakan adalah ketika Tara menghadiahkan Ibunya sebuah Mukena dan Sajadah berkat kemenangan ia dalam Olimpiade Sains Bidang Fisik.
Ia menganggap hadiah itu adalah sebagai piala pencapaian keberhasilan, bukan hanya prestasi yang biasa.
Piala yang menjadi sangat berharga dan bermakna.

Menurutnya itulah Piala yang tak kan pernah dilupakan seumur hidupnya. Piala yang menjadikannya seorang penemu terkenal abad ini.

Ya, DR Tara Sumardihardjo, Sang Penemu, Dream Electromagnetic Visual Display. Dev- Display. Sebuah perangkat untuk membaca gelombang elektro dan aktivitas otak selama tidur serta menampilkan bentuk mimpi secara nyata dan dapat dilihat jelas dalam sebuah monitor.

"Dengan melihat memvisualisasikan mimpi, maka semua orang akan mengetahui. Mimpi apa yang masih terpendam, mimpi mimpi membangun negeri ini" , pesan Tara Si Penjual Jajanan yang Tak Pernah Jajan.

-Doddy Rakhmat-

Sabtu, 27 September 2014

Sweet Espresso

Sedari tadi Rini terlihat membawa Buku Diarinya di tangan kanannya, bolak balik di dalam kamarnya yang serba tosca. Memandang keluar melalui jendela, dia merasa cemas. Ada yang mengganjal di hatinya, mungkin itu rindu.

Rindu bertemu dengan Yos, Teman kuliahnya dulu yang sekarang bekerja di ruangan yang sama tapi di gedung berbeda.

Yos, tipikal pemuda yang santai, teduh, tapi humoris. Ia lebih banyak menutup diri saat betul-betul fokus dalam pekerjaan, dan menyebarkan tawa saat jam istirahat kantor.

Yos memiliki kebiasaan minum Espresso. Espresso adalah jenis minuman kopi yang sangat amat pahit, disajikan dalam takaran kecil.

Sama seperti perasaan Rini, ia menyimpan perasaan kecil yang berbeda tentang Yos.

Ia mengagumi Yos, dan ketika Rini sudah tak sabar lagi menahan perasaannya. Maka ia jumpai Yos di sebuah coffeshop tempat favorit Yos.

Tanpa basa basi Rini mengungkapkan perasaannya, berharap mendapat jawaban yang menyenangkan. Rini malah ditinggal oleh Yos begitu saja, tanpa sempat menjawab. Hanya menyisakan satu sloki Espresso yang sudah diminum setengahnya.

Rini merasa dunia akan runtuh menimpa dirinya, perasaannya remuk seketika. Yang lebih menyakitkan adalah dia belum mendengar jawaban dari Yos.

Sudah seminggu sejak pertemuan itu, Rini mengucilkan diri. Ia sering menghabiskan waktu di sebuah cafe di dekat kantornya.
Suatu sore, Rini duduk di salah satu meja cafe itu, tiba tiba pelayan mendekat, dan memberikan satu cangkir Espresso dan kertas kecil.

Rini kebingungan karena dia tidak memesan minuman itu. Pelayan menyampaikan bahwa ada seseorang yang sengaja memesan untuknya. Rini membaca tulisan di kertas kecil itu,

"Maaf kalau membuatmu menunggu, dan maaf kalau sudah meninggalkanmu waktu itu. Aku meninggalkanmu bukan karena aku tidak ingin memberikan jawaban. Tapi aku terkejut, karena aku juga memiliki perasaan yang sama tentangmu. Aku gugup. Aku belum siap, sebagai penebus kesalahanku terimalah minuman ini.

"Please Be my Sweet Espresso"

-Yos
Powered by Telkomsel BlackBerry®

SAH!

Natasha gugup sekali. Sebentar lagi ia akan menyandang status baru, sebagai seorang istri. Beberapa bulan lalu ia menerima pernyataan cinta dari Faris, teman lamanya di kampus. Empat tahun berlalu mereka tak pernah sekalipun bersua. Jarak yang terbentang di antara mereka hanya memungkinkan keduanya berbagi sapa dan cerita melalui dunia maya. Awalnya Natasha tak pernah menduga bahwa teman hidup yang selama ini ia pinta dalam doa adalah teman lamanya. Padahal sebelum Faris, Natasha pernah beberapa kali dekat dengan lelaki. Tuhan yang punya rencana, hatinya berlabuh pada Faris. Faris pun menyatakan perasaannya dengan melamar Natasha.
Detik-detik menjelang ijab kabul, perasaan Natasha tak menentu. Bahagia sudah pasti, rasa haru, takut, sedih juga turut andil menyumbang emosi dalam hati. Faris telah duduk di depan penghulu, sedangkan Natasha menanti di ruangan yang berbeda. Natasha hanya mendengar suara-suara yang terjadi di ruang prosesi. Kini tiba saatnya Faris mengucapkan janji atas nama Allah untuk membina cinta yang hakiki dalam ikatan suci bernama pernikahan.
"Saya terima nikah dan kawinnya Natasha Putri binti Muhammad Rizal dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan emas seberat 100kg dibayar tunai."
"Bagaimana para saksi, Sah?"
"SAH!"
"Barakallah."
Semua yang hadir memanjatkan doa untuk Faris dan Natasha. Usai ijab kabul, Natasha pun dipersilahkan bertemu dengan Faris, teman lama yang kini telah sah menjadi suaminya, teman hidupnya. Natasha memandang wajah Faris, setitik air mata jatuh di pipinya. Ia teramat bahagia. Dan untuk bertama kalinya, Natasha mempersilahkan seorang lelaki mencium keningnya. Faris mencium kening Natasha dengan mesra, Natasha balas mencium tangan Faris dengan hormat. Mereka saling bertatapan dan melempar senyuman. Tak ada yang bisa menggambarkan perasaan Natasha saat ini selain senyuman yang tak pernah lepas dari bibirnya.

Terima kasih ya Allah, bantu aku untuk mampu mengemban amanah dari-Mu menjadi seorang istri dari lelaki sholeh dan menjadi calon ibu bagi calon pejuang-pejuang agama-Mu. Aamiin

-Saidahumaira-
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Rabu, 24 September 2014

Segenggam Berlian

Napasnya terengah-engah, matanya berkeliaran mencari tempat sembunyi,
beberapa meter di belakangnya berlari-lari segerombolan warga sambil
meneriaki "maling!! maling!!" mencoba mengejar si pria dengan penutup
wajah berwarna hitam itu. Si pria mencari celah di antara rimbunannya
pohon dan gelapnya malam. Berharap para warga tak menemukan
keberadaannya. Ia diam di balik pohon besar, sambil berjongkok dan
memerhatikan warga yang celingukan mencarinya. Beruntung, warga
menyerah dan kembali menuju rumah Pak Dede, pemilik rumah yang harta
bendanya dibawa lari pria itu.

Namanya Udin, malam itu malam pertamanya menjajal profesi baru sebagai
maling. Ia tahu itu salah, penuh resiko, dan berdosa. Namun ia seolah
tak peduli, sebab perut keluarganya harus terisi.

Malam-malam berikutnya Udin kembali beraksi. Kini incarannya tak hanya
untuk sebungkus nasi. Ia terpedaya nafsu diri. Ia ingin kaya meski
dengan mencuri. Ia tak peduli, yang penting hidup bisa dinikmati.
Seolah hidup hanya tentang materi dan keimanan lengser dari hati.

Demi memenuhi hasrat sang istri, Udin kembali beraksi mencuri.
Segenggam berlian harus ia dapati. Kali ini, rumah Pak Daud
incarannya. Pak Daud terkenal kaya namun ia congak dan tega. Dengan
menyelinap, Udin berhasil masuk rumah Pak Daun, mencari-cari harta
yang ia cari. Segenggam berlian kini ia telah dapati, namun naas kali
ini ia tak seberuntung hari lalu. Alarm berbunyi, Pak Daud dan seluruh
keluarganya terbangun. Para penjaga keamanan berbondong-bondong
menghampiri, warga telah sampai di depan rumah Pak Daud untuk
menghakimi. Sial sungguh sial, Pak Daud sungguh tak memberi ampun pada
Udin dan membiarkan Udin dihabisi. Mati di tangan warga yang tengah
benci.

-Saidahumaira-

Tanah Anarki

Ketegangan.

Asap hitam membumbung tinggi. Api menyala-nyala, sebuah sepeda motor
tergeletak hangus dilahap api

Si Kebal hukum lari tunggang langgang, menghindari amukan massa. Hukum
paling buas adalah Hukum Main Hakim Sendiri.

Di tanah anarki ini, mempertahankan priuk nasi sangatlah berarti.
Kesannya seperti bermain dengan kematian, padahal nyawa menjadi
taruhan.

Selarut ini aku belum tidur, jam setengah 5 pagi. Kami berjaga-jaga di
pos masuk. Si Kebal Hukum mencoba melanggar perjanjian, mencoba
mencuri berduri tapi emas.

Perbincangan malam di tanah anarki ini semakin mengasyikkan, jaga
malam. Adalah bukan hal yang tabu lagi. Walaupun kami bekerja untuk
diri itu, tapi demi menjaga priuk nasi di tanah anarki semua
dikorbankan, sekalipun waktu untuk bernyenyak-nyenyak di kasur.

Tanah anarki mengajarkan bahwa kehidupan ini tidak lurus-lurus saja.
Mungkin kita lurus, tapi pikiran si Kebal Hukum tidak pernah memilah
lurus maupun bengkok.

Ibarat memburu hewan langka, mereka tak boleh terbunuh, tapi
ditangkap. Habis itu dilepaskan, terus hasilnya? Ya tetap begitu saja,
susah bernegosiasi di tanah anarki. Dimana hukum menjadi dibutakan
dengan adat istiadat.
Anarki.

-Doddy Rakhmat-

Selasa, 23 September 2014

Mahkota Wanita

Pagi yang mencekam. Sebuah kota di negeri Fiksi mendapat sebuah
kutukan dari nenek sihir Satnia yang tak terima bahwa dirinya tak
diundang dalam pesta penobatan rambut terindah yang diadakan kerajaan
Harby. Nenek sihir Satnia tinggal di sebuah hutan di pinggir desa. Ia
adalah nenek yang jelek dan selalu memakai jubah pajang seluruh tubuh,
rambutnya pun tak pernah terlihat. Oleh karenanya Ratu Beauty tak
pernah mengundang nenek Satnia. Lagipula pesta penobatan ini hanya
untuk para gadis yang memiliki rambut paling indah. Karena gadis-gadis
kerajaan Harby sudah sangat terkenal dengan keindahan rambutnya sampai
ke kerajaan tetangga. Pemenang rambut terindah pun berhak kencan
sehari dengan Pangeran Gilbert, putra mahkota yang terkenal tampan dan
kharismatik.

Ratu Beauty mulai panik, ia takut kutukan nenek Satnia benar terjadi.
Kutukan bahwa setiap perempuan di kerajaan Harby akan mengalami
kebotakan ketika usianya menginjak 17 tahun. Ratu Beauty dan para
peramal istana mencoba menangkal kutukan nenek Satnia, tapi sayang
kutukan itu tak ada penawarnya. Maka jadilah kerajaan Harby menjadi
berbeda. Setiap perempuan di kerajaan Harby kini memakai jubah panjang
dan penutup kepala. Tak ada lagi yang memamerkan keindahan rambutnya
karena kutukan nenek Satnia benar terbukti. Mereka mengalami kebotakan
dan menjadi sangat tidak cantik jika dilihat. Ratu Beauty
memerintahkan para pasukan istana untuk mencari nenek Satnia hingga
ketemu. Karena sejak kutukan itu terjadi nenek Satnia tak pernah lagi
terlihat di kerajaan Harby.

Bertahun-tahun sudah kutukan itu terjadi. Para gadis kerajaan Harby
tak mau sekalipun bercermin bagaimana rupa mereka. Mereka benci dengan
kutukan itu. Mereka marah. Namun mereka hanya bisa pasrah.

Hingga suatu hari, datanglah Pangeran dari kerajaan Gurun bernama
Pangeran Ahmed. Beliau sedang mencari sebuah kerajaan yang katanya
terkenal dengan kecantikan gadis-gadisnya. Dan betapa terkejutnya
Pangeran Ahmed ketika sampai di kerajaan Harby.

Ia melihat bidadari di setiap pelosok desa. Gadis-gadis yang
mengenakan jubah panjang dan penutup kepala itu begitu menawan. Mereka
terlihat jauh lebih cantik dengan pakaian itu. Karena yang terpancar
bukanlah kecantikan fisik yang diumbar namun kecantikan hati yang
menawan. Karena kalimat-kalimat pujian dari Pangeran Ahmed yang tampan
kini para gadis kerajaan Harby tak lagi menjadikan fisik sebagai
mahkotanya sebagai seorang wanita, melainkan hati.

Siniegih

Pada suatu hari, di sebuah negeri antah berantah. Di daratan yang
jarang dibasahi oleh hujan. Ada sebuah kota bernama Siniegih, Kota
yang penduduknya hanya memakai handuk sebagai penutup diri. Yang laki
laki bertelanjang dada, sedangkan perempuan memakai mantel handuk.
Sebuah pemandangan aneh bukan? Untuk sebuah daratan yang mengalami
krisis air, mereka hanya memakai handuk.

Diantara kekonyolan itu semua, ada seorang pemuda bernama Le Gent ,
yang penampilannya berbeda dari rakyat lain. Ia menentang, menurutnya
itu adalah budaya primitif. Maka ia memakai pakaian layaknya baju dan
celana. Berita ini tersebar ke seluruh penjuru kota, menjadikan Le
buronan nomor satu.

Le bersembunyi di sebuah gua jauh dari kota, dari situ tiba tiba ia
mendapatkan ide untuk mengadakan Konsep tarian massal mengundang
hujan.

Akhirnya dengan berani dia muncul di tengah kota, semua orang langsung
mengerubunginya, Le menjelaskan bahwa ia mendapat wangsit dari Dewa
Hujan untuk mendatangkan hujan perlu melakukan ritual tarian massal.
Semua yang ingin menangkap Le malah manggut-manggut mendengar ide gila
Le.

Dan Le menambahkan kalau yang gerakan terakhir dari tari tersebut
adalah melepaskan handuk handuk mereka. Semua pun mengiyakan.

Pada saat hari bersangkutan, Le mengomandoi mereka untuk memulai
menari, dan pada saat terakhir Le malah meninggalkan penduduk Sineigih
yang menari kegilaan, dan saat ditunggu-tunggu datang juga, semuanya
melepaskan handuk.

Yang ada hanyalah gelak tawa, malu, sebagian tangis, karena mereka
dibohongi oleh Le. Hujan tak kunjung datang, tapi mereka malah
mendapat sebuah pelajaran. Bahwa handuk bukan hal yang cocok lagi
untuk dikenakan kemana saja.

Le menjadi agen perubahan. Entah dimana ia sekarang.


-Doddy Rakhmat-

Jumat, 19 September 2014

Senyum Mu , Hidup Ku

Matanya yang begitu teduh, menenangkan diriku yang sedang mengayuh. Terus mengayuh sepeda peninggalan ayah, menjauh dari kota.

Dibelakangku, ada orang yang kucintai. Ia memeluk erat, seakan tak mau melepaskan diriku.

Dialah ibu, ibu yang selalu tersenyum walau sakit di ulu hatinya sudah kronis. Miris rasanya menyaksikan orang yang melahirkan aku ke dunia seperti itu.

Sepeda terus kukayuh, sampai akhirnya aku sampai di pendopo desa. Dimana dokter sedang membuka praktek mingguan.

Untungnya dokter tersebut pengertian dengan keadaanku, ia tak memasang tarif tinggi. Mungkin sepeda usang dan baju lusuhku cukup memelas dimata ia.

Ibu terlihat menahan nyeri saat ditekan dokter di bagian ulu hatinya. Hanya satu doaku malam itu, Pindahkan lah sakit yang diderita ibu ku kepadaku, agar ia tidak merasakan siksa dari sakitnya.

Dan semua doa itu terijabah. Ibu ku sembuh, tapi giliranku menahan sakit. Tak apa, demi ibu tercinta. Dia tak perlu tahu.


"Surga di Telapak Kaki Ibu"




Doddy R
*******

Bismillah, Saya Mencintaimu

Pukul tiga pagi, sajadah panjang itu telah tergelar rapih di salah satu ruangan sebuah rumah. Terlihat seseorang sedang bersujud lama sebelum duduk tahiyat akhir dan diikuti salam. Matanya teduh, terlihat kesholehan dari wajah tampan itu. Usai shalat ia berdoa, menegadahkan kedua tangannya ke langit. Meski tanpa bicara, wajah terlihat bersungguh-sungguh dalam berdoa. Sesekali air mata mengalir lembut di pipinya. Berharap dosanya diampuni, hajatnya dipenuhi oleh Illahi Rabbi.

Namanya Ridwan. Ia seorang lelaki sederhana yang memiliki kemauan tinggi untuk sukses dan membuat keluarganya bahagia. Kerja keras yang ia lakukan dari pagi hingga malam ia sisihkan untuk niatnya meng-hajikan ibu bapak yang sudah cukup tua. Mimpi besar yang perlahan sedang ia wujudkan. Meski usianya baru menginjak 22, Ridwan sudah memiliki keinginan untuk menikah. Dengan satu alasan sederhana, ia ingin mencintai gadis pujaannya dengan halal.

Malam itu, ia sudah tak mampu lagi menahan perasaannya pada Aisha, seorang perempuan yang kini tengah dekat dengannya. Meski belum tahu pasti, Ridwan begitu yakin Aisha memiliki perasaan yang sama. Hal itu ia rasakan dari setiap tutur kata dan perhatian Aisha kepadanya. Ia pun tak ingin membuat Aisha meragu karena dibuat menunggu terlalu lama. Ia tahu jodoh ada di tangan Allah dan ia tak dapat memastikan apakah Aisha benar jodohnya atau bukan. Tapi bukankah manusia harus berusaha sebelum takdir yang bicara? Dengan segenap hati Ridwan pun mengungkapkan isi hatinya.

"Assalamualaikum, Aisha. Aku tak tahu harus memulai darimana, bibirku rasanya kaku ingin mengatakan ini padamu. Tapi aku harus mengatakannya, aku tak ingin membiarkanmu menunggu lama. Dengan bismillah, saya ingin katakan bahwa saya menyukaimu. Saya ingin lebih dekat mengenalmu dengan cara yang baik. InshaAllah jika Allah berkehendak dan kita telah sama-sama siap, saya ingin menjadikanmu pendamping hidup saya. Karena saya ingin mencintaimu dengan halal. Maukah kamu menerima saya sebagai yang dekat di hatimu? Ridwan."

Tutur kata santun yang diucapkan Ridwan membuat hati Aisha begitu luluh. "Waalaikumsalam Ridwan. Saya begitu tersentuh dengan pengakuanmu. Terima kasih karena tidak membuat saya lebih lama menunggu. Karena sejujurnya saya pun memiliki perasaan yang sama sepertimu. Dengan bismillah, Ya, saya mau. Semoga Allah membimbing langkah kita berdua hingga sampai pada tujuan mulia. Aisha."


-Saidahumaira-


Doddy R
*******

Rabu, 17 September 2014

Mutasi, Sebuah Perjalanan Kerja.

Apa yang anda rasakan pertama kali ketika anda dimutasi kerja ke unit atau divisi lain?
Terkejutkah? Bahagiakah? Sedih? Atau malah cemas.

Dalam 2 tahun ini saya mengalami mutasi kerja sebanyak 3 kali. Bukan saya tidak bisa dianggap bekerja, tapi ada faktor faktor yang mengharuskan saya mutasi atau pindah tempat kerja. Saya menikmati proses mutasi ini, saya menobatkan diri saya sendiri sebagai Job Traveler alias Pelancong Kerja. Terkesan narsis tapi itulah saya. 

Dendam Anak Tiri

Darah mengalir deras, tubuh itu terkulai lemas. Matanya menatap memelas. Gadis di hadapannya terlihat beringas. Lagi, ia menghujani tubuh pria yang tersungkur di hadapannya dengan belati, bertubi-tubi. Hingga lelaki itu tergeletak, tak berdaya lagi. Gadis itu gemetar, ketakutan, matanya basah, ia menangis. Amarah itu tertanam dalam dirinya berbuah kebencian hingga ia berani membunuh suami ibunya.

Gunting Kacung




Kota itu disebut Edan. Surganya para tindak kriminal. Mulai dari maling ayam sampai koruptor kelas kakap. Semua berkumpul di kota yang kecil itu.

Di tengah kota, ada seorang tukang pangkas rambut terkenal seantero Edan. Namanya, Kacung. Laki laki dari kota Bedebah. Kacung dikenal karena kecepatan, kelihaian dan keterampilan dia memainkan gunting yang menari-nari diatas kepala seseorang. Membentuk mahkota pria menjadi beragam rupa. Pelanggannya mulai dari tukang judi sampai pemabuk.

Lelaki Kesayangan

Pria itu membelai rambut putri kecil itu dengan sayang. Tatapan matanya senang, rona bahagia terlihat dari senyumnya yang mengembang. Semenit kemudian ia mendekap tubuh putri kecil itu. Mendekatkan ke dadanya, ke hatinya. Tak banyak kata-kata keluar dari mulutnya. Hanya senyum yang bicara bahwa ia terlampau bahagia. Putri kecil itu putri pertamanya. Buah cinta ia dan istrinya dan kini ia resmi dipanggil....Ayah.

Sisir 5 Jari

Di sebuah desa, tepatnya di sebuah rumah jawa kuno. Sepeda ontel warna abu-abu itu tersandar di dinding samping rumah. Pemuda paruh baya terlihat berdiri di depan cermin yang diletakkan di bagian teras rumah.