Selasa, 23 September 2014

Siniegih

Pada suatu hari, di sebuah negeri antah berantah. Di daratan yang
jarang dibasahi oleh hujan. Ada sebuah kota bernama Siniegih, Kota
yang penduduknya hanya memakai handuk sebagai penutup diri. Yang laki
laki bertelanjang dada, sedangkan perempuan memakai mantel handuk.
Sebuah pemandangan aneh bukan? Untuk sebuah daratan yang mengalami
krisis air, mereka hanya memakai handuk.

Diantara kekonyolan itu semua, ada seorang pemuda bernama Le Gent ,
yang penampilannya berbeda dari rakyat lain. Ia menentang, menurutnya
itu adalah budaya primitif. Maka ia memakai pakaian layaknya baju dan
celana. Berita ini tersebar ke seluruh penjuru kota, menjadikan Le
buronan nomor satu.

Le bersembunyi di sebuah gua jauh dari kota, dari situ tiba tiba ia
mendapatkan ide untuk mengadakan Konsep tarian massal mengundang
hujan.

Akhirnya dengan berani dia muncul di tengah kota, semua orang langsung
mengerubunginya, Le menjelaskan bahwa ia mendapat wangsit dari Dewa
Hujan untuk mendatangkan hujan perlu melakukan ritual tarian massal.
Semua yang ingin menangkap Le malah manggut-manggut mendengar ide gila
Le.

Dan Le menambahkan kalau yang gerakan terakhir dari tari tersebut
adalah melepaskan handuk handuk mereka. Semua pun mengiyakan.

Pada saat hari bersangkutan, Le mengomandoi mereka untuk memulai
menari, dan pada saat terakhir Le malah meninggalkan penduduk Sineigih
yang menari kegilaan, dan saat ditunggu-tunggu datang juga, semuanya
melepaskan handuk.

Yang ada hanyalah gelak tawa, malu, sebagian tangis, karena mereka
dibohongi oleh Le. Hujan tak kunjung datang, tapi mereka malah
mendapat sebuah pelajaran. Bahwa handuk bukan hal yang cocok lagi
untuk dikenakan kemana saja.

Le menjadi agen perubahan. Entah dimana ia sekarang.


-Doddy Rakhmat-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar