Minggu, 10 Januari 2021

Bandara Adalah Tempat Sakral



Selama merantau, sejak 11 tahun lalu saya memaknai bandara sebagai tempat yang sakral. 

Di bandara semua rasa rindu itu tumpah, baik harus memulai kembali atau menuntaskan. Setelahnya kita cemas apakah masih bisa tetap bersua? Perasaan-perasaan seperti itu yang selalu muncul saat kita bepergian.

Kampung halaman, tempat kuliah sebelumnya maupun tempat bekerja saat ini posisinya berbeda pulau. Karenanya perjalanan yang harus ditempuh sangat jauh dan jalur transportasi udara adalah pilihannya. Setidaknya dalam satu tahun ada 4 penerbangan yang saya jalani, beberapa tahun belakangan ada yang sampai 8 penerbangan. Termasuk cuti maupun dinas. Mungkin tidak banyak. 

Selama 11 tahun itu pula, kalau tidak salah ada 3 insiden kecelakaan udara komersil, ada yang posisinya sebulan sebelum saya berangkat dan juga ada yang setelah berangkat. Tentu saja itu menjadi hal yang saya renungkan. Bagaimana kalau itu pesan singkat yang saya kirimkan ke sanak saudara dan keluarga adalah salam perpisahan yang terakhir? Bagaimana kalau pertemuan di bandara saat itu ditakdirkan menjadi yang terakhir?

Maka, hargailah sebuah pertemuan dan kesempatan