Pukul tiga pagi, ia sudah bersimpuh di atas sajadah panjang. Menautkan hati pada Illahi.
Dalam setiap desahan nafasnya terlafadz indah nama-nama manusia yang dicintai.
Seolah tak lelah dengan kesibukannya. Ia masih harus melayani keluarga penuh cinta kasih.
Menjadi yang terbaik bagi suami dan buah hati.
Derai air mata terurai kala yang dicintai terlukai.
Senyumnya mengembang bangga ketika buah hati menorehkan prestasi.
Ia Ibu, yang selalu ada setiap waktu.
Ia Ibu, yang senantiasa menyebut nama buah hati dalam setiap doa.
Ia Ibu, yang pertama mengurai air mata ketika belahan jiwanya terluka.
Ia Ibu, yang pertama membela ketika ananda ditimpa perkara.
Ia Ibu, yang selalu mencintai tanpa akhir tanpa dibatasi.
-Saidahumaira-
Hai ijin blogwalking ya ;-)
BalasHapusAda info lomba blog nih. Klik link di blog ini ya. Makasih:)