Detik-detik menjelang ijab kabul, perasaan Natasha tak menentu. Bahagia sudah pasti, rasa haru, takut, sedih juga turut andil menyumbang emosi dalam hati. Faris telah duduk di depan penghulu, sedangkan Natasha menanti di ruangan yang berbeda. Natasha hanya mendengar suara-suara yang terjadi di ruang prosesi. Kini tiba saatnya Faris mengucapkan janji atas nama Allah untuk membina cinta yang hakiki dalam ikatan suci bernama pernikahan.
"Saya terima nikah dan kawinnya Natasha Putri binti Muhammad Rizal dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan emas seberat 100kg dibayar tunai."
"Bagaimana para saksi, Sah?"
"SAH!"
"Barakallah."
Semua yang hadir memanjatkan doa untuk Faris dan Natasha. Usai ijab kabul, Natasha pun dipersilahkan bertemu dengan Faris, teman lama yang kini telah sah menjadi suaminya, teman hidupnya. Natasha memandang wajah Faris, setitik air mata jatuh di pipinya. Ia teramat bahagia. Dan untuk bertama kalinya, Natasha mempersilahkan seorang lelaki mencium keningnya. Faris mencium kening Natasha dengan mesra, Natasha balas mencium tangan Faris dengan hormat. Mereka saling bertatapan dan melempar senyuman. Tak ada yang bisa menggambarkan perasaan Natasha saat ini selain senyuman yang tak pernah lepas dari bibirnya.
Terima kasih ya Allah, bantu aku untuk mampu mengemban amanah dari-Mu menjadi seorang istri dari lelaki sholeh dan menjadi calon ibu bagi calon pejuang-pejuang agama-Mu. Aamiin
-Saidahumaira-
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar