Minggu, 28 September 2014

Mimpi

Kehidupan masa lalu Tara tidak semulus yang dilihat orang sekarang, Tara melewati masa masa sulit ketika ia harus menjadi tulang punggung keluarga terlalu dini.

Ayahnya meninggal dunia saat ia berumur 3 tahun, sedangkan Ibunya hanya seorang penjual kue basah keliling. Ibunya mengambil kue kue itu di salah satu penjual besar, dan Ibu hanya menjualkannya saja secara berkeliling. Masuk dari gang ke gang.

Tara memiliki seorang adik angkat perempuan bernama Rita. Umurnya baru 5 tahun saat itu, sedangkan Tara sudah menginjak umur 13 tahun. Walau perekonomian mereka pas-pas an, Tara tetap bersekolah. Ia lebih banyak membantu Ibunya berjualan setelah sekolah daripada bermain bersama teman-temannya. Kadang Tara iri melihat teman temannya bisa jajan di kantin sekolah, tapi Tara mengerti keadaan keluarganya sekarang.

Yang dilakukan Tara adalah terus memberikan yang terbaik kepada Sang Ibu, membuatnya terus giat belajar, ikut ekstrakulikuler sains di sekolah, ia bercita-cita menjadi ilmuwan.

Beruntung dengan kepandaiannya, ia selalu mendapatkan beasiswa dari sekolah. Yang paling membanggakan adalah ketika Tara menghadiahkan Ibunya sebuah Mukena dan Sajadah berkat kemenangan ia dalam Olimpiade Sains Bidang Fisik.
Ia menganggap hadiah itu adalah sebagai piala pencapaian keberhasilan, bukan hanya prestasi yang biasa.
Piala yang menjadi sangat berharga dan bermakna.

Menurutnya itulah Piala yang tak kan pernah dilupakan seumur hidupnya. Piala yang menjadikannya seorang penemu terkenal abad ini.

Ya, DR Tara Sumardihardjo, Sang Penemu, Dream Electromagnetic Visual Display. Dev- Display. Sebuah perangkat untuk membaca gelombang elektro dan aktivitas otak selama tidur serta menampilkan bentuk mimpi secara nyata dan dapat dilihat jelas dalam sebuah monitor.

"Dengan melihat memvisualisasikan mimpi, maka semua orang akan mengetahui. Mimpi apa yang masih terpendam, mimpi mimpi membangun negeri ini" , pesan Tara Si Penjual Jajanan yang Tak Pernah Jajan.

-Doddy Rakhmat-

1 komentar: