Sabtu, 31 Desember 2016

Perpisahan dan Kesempatan Baru

Pagi yang cerah selalu menunggu. Kabut tipis seperti kapas terbentang di punggung bukit. Burung-burung menyambut sekali semesta yang berbaik hati. Terbang gembira di langit. Sudah setahun? Dua tahun? Atau sudah tidak terhitung hari lagi berada dalam kesendirian. Menantikan seseorang yang kita percaya membuat hidup lebih indah.

Di dunia ini kadang tidak semuanya berjalan sempurna, kita pun tidak bisa menjadi pandai dalam segala hal. Tapi kita harus berjuang untuk melewatinya dengan baik. Menemukan seseorang yang kelak menjadi pasangan sehidup sesurga dengan ikhtiar memperbaiki diri. Apakah kita sudah menjadi pribadi yang baik? Apakah kita sudah menjadi hamba-Nya yang taat?  Apakah kita sibuk meminta tapi lupa dengan Sang Pencipta?

Sampai jumpa perpisahan, kesempatan baru akan selalu ada pada usaha dan segala doa.

Jumat, 30 Desember 2016

Tidak Cukup Selamat Tinggal

Tidak cukup selamat tinggal dari kepergianmu. Kamu adalah kegagalan yang aku ciptakan sendiri. Kita berdua terluka dan kamulah yang paling menderita. Aku berdoa agar kau segera dibahagiakan oleh orang lain. Agar semua lara segera berakhir. Tidak ada ruang lagi yang tersisa untukku di hatimu yang telah sesak karena benci dan kecewa. Tidak ada jalan kembali kepadamu.

Kita yang pada akhirnya telah berjalan saling menjauh dalam genggaman tangan yang lain berusaha menemukan kebahagiaan masing-masing. Ada saatnya kita berpaling melihat satu sama lain, lalu tersenyum simpul mengingat segaris waktu yang pernah dilalui bersama. Lalu kita sadar, bahwa waktu tak pernah berjalan mundur, luka-luka akan menguatkan diri menuju masa depan.

Tidak cukup selamat tinggal,
dari pria yang pernah jatuh hati dan patah hati kepadamu.

(Doddy Rakhmat)

Kamis, 29 Desember 2016

Untukmu, Aku Berani Jatuh Cinta

Detik-detik jarum jam teramat tega menikam dirimu dari belakang. Menembus jantung, menghentikan waktu sementara. Seperti itulah kira-kira patah hati bekerja.

Tenggelam dalam hamparan kapas, berlarian tanpa batas. Berharap masa berputar lekas karena ada kerinduan yang harus terbalas. Kira-kira begitulah jatuh cinta bekerja.

Jatuh cinta dan patah hati bagai langit dan bumi. Mereka berbeda namun kita harus memilih memihak pada siapa. Jatuh cinta adalah bumi yang harus kita pijak. Membuat kita bertahan dalam segala cobaan. Sedang patah hati adalah langit. Luas tanpa arah pergi dan pulang.

Dan kamu adalah pelangi. Yang tercipta setelah penantian panjang dari kesedihan dan riang. Yang menyatukan kembali langit dan bumi.

Untukmu, aku berani jatuh cinta. Karena kita adalah dunia sempurna.

(Doddy Rakhmat)

Rabu, 28 Desember 2016

Menggenggam Jarak

Kita terpisah oleh keinginan-keinginan. Aku yang menginginkanmu, kamu menginginkannya. Di antara kita ada jarak yang menjauhkan sekaligus mendekatkan. Angin yang kutugaskan untuk menyampaikan harap sepertinya tak pernah sampai kepadamu. Lalu kutitipkan inginku itu kepada doa.

Dalam debar di setiap menyelipkan namamu pada doa yang dimunajat setiap malam. Hati beranjak tak sabar menepis ruang tak terlihat yang tercipta di antara kita. Terbentuk karena aku yang bersungguh-sungguh, namun kamu hanya mengganggapnya angin lalu.

Tidakkah begitu menyakitkan membuat kita berjarak hanya karena kamu tidak ingin terluka, demikianlah risiko jatuh cinta. Ketahuilah sedikitpun tiada niatku untuk mengecewakan tapi bagaimana kita tahu akhir yang indah sementara kita takut memulai dan melangkah bersama.

Percayalah; tanpa upaya dan keberanian kita tidak akan pergi ke mana-mana. Tenggelam dalam kesepian yang kita ciptakan dari menggenggam jarak erat-erat. Lalu sampai kapan kita bertahan? Menahan diri untuk tidak jatuh hati lebih menyakitkan daripada berpura-pura jatuh cinta.

(Doddy Rakhmat)

Kamis, 15 Desember 2016

Abadinya Rindu

Aku tidak ingin menggesermu barang sejengkal dari bilik kenangan, tapi sampai kapan aku bertahan untuk tidak memulainya kembali?

Kau dan aku saling menerka
Bahwa kita masing-masing menyimpan luka
Dan diam-diam kita saling mendoa
Apakah ada kesempatan yang kedua?

Kita mencoba saling menutup identitas
Tidak ingin saling mengenal
Namun tak bisa menahan degup jantung
Yang bergerak seirama
Sampai kapan kita bertahan?

Kisah-kisah yang tidak ingin kita ingat adalah daun-daun kering yang gugur satu per satu. Tertiup angin tak menentu.
Seperti harap yang kehilangan tumpu.

Aku hanya ingin bertemu
Kamu pun sepertinya begitu
Tapi waktu seolah tak berpihak
Dan menjadikan rindu yang kita simpan
Abadi

Senin, 12 Desember 2016

Nopember Ini

Nopember ini
adalah tentang perayaan
hujan yang turun setiap malam

Nopember ini
Aku berserah diri dipenjara
Oleh lekuk senyum
Pada sudut bibirmu yang ranum

Nopember ini
Dari matamu yang terlanjur sepi
Memeluk segala risau yang tumbuh di hati

Nopember ini
Adalah tentang aku
Kamu
Yang berharap menjadi kita

Kota Hujan adalah Penghulu

Kau yang menunggu dengan segala debar
Dan waktu beranjak tak sabar
Mempertemukan senyum demi senyum
Menciptakan kisah baru dalam sejarah
Menguapkan masa lalu yang mungkin pedih
Menggantinya dengan derai bahagia yang turun
Bagai hujan sepanjang abad

Kota hujan adalah penghulu
Cinta pertama kita
Untuk selamanya

Dari jauh hari Tuhan telah menetapkan
Bahwa takdir kita saling berkelindan
Dan hari ini kita menautkannya
Merajutnya dengan bahagia
Setelah kuucapkan ikrar setia
Maka kau dalam pelukku selamanya

Mari tanggalkan masa lalu dan luka-luka
Dan kita tinggal bersama di sebuah tempat
Yang bernama, Rumah Tangga.

-----

Selamat melepas masa lajang untuk Amel dan Frima
Semoga hari-harimu selalu bahagia
Doa-doa terbaik untuk kalian mewujud nyata

Bandung, 11 Desember 2016
Dari sahabat masa kecil dan selamanya
Doddy Rakhmat