Minggu, 29 Januari 2017

Shoji Sampit : Cita Rasa Negeri Sakura di Bumi Mentaya

Shoji Japanese Restaurant
"If You Love Sushi Then You'll Love Us'

Kelezatan berbagai hidangan negeri sakura kini bisa kita rasakan di Bumi Mentaya. Pada hari minggu tanggal 29 Januari 2017, Shoji Sampit mengadakan soft opening khusus untuk tamu undangan. Beruntungnya saya menjadi salah satu pemenang giveaway invitation yang mereka adakan dari jejaring sosial instagram dan berkesempatan hadir di acara tersebut. 


Shoji Japanese Restaurant Sampit 


Sore itu langit mendung, tidak hujan seperti biasanya, motor saya pun tidak mogok-mogok lagi seolah memperlancar jalan menuju Shoji yang jaraknya lumayan jauh dari rumah saya.
Shoji Japanese Restaurant adalah sebuah restoran yang menyajikan kuliner khas jepang mulai dari ramen sampai sushi. Shoji merupakan cabang dari restoran sushi pertama di Kalimantan Tengah yaitu Zushioda di Palangkaraya. Untuk di kota Sampit sendiri, kita sedikit kesulitan mendapati makanan khas jepang seperti sushi. Tentu kehadiran Shoji Sampit yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman Sampit- Pangkalanbun komplek Ruko samping Kantor DPRD Kotim ini memberikan referensi baru untuk para pecinta kuliner di Kota Sampit dan sekitarnya.

Sampai di Shoji Sampit saya disambut dengan pelayan berseragam merah dengan ramah. Saya pilih meja paling dekat dengan pintu masuk. Pelayan memberikan buku menu dan setelah saya tanya, saya boleh memilih dua jenis makanan untuk dipesan. Alhamdulillah,rejeki anak sholeh. Lalu saya jatuhkan pilihan ke salah satu menu,yaitu Tokushima Ramen. Karena saya termasuk orang yang tidak terlalu suka makanan berkuah. Jadi saya pilih menu tersebut. 
Tokushima Ramen


Dan menu satu lagi saya pilih Salmon Salad Roll. Ini dia penampakannya. 

Salmon Salad Roll dan Ocha

Untuk minumannya saya pilih Ocha. Baru kali ini saya melihat Ocha disajikan dengan poci kecil dan gelas keramik bertuliskan huruf kanji. Menarique!

Untuk desain interior Shoji Japanese Restaurant. Perpaduan warna hitam dan putih dengan typography di bagian dinding sebelah kanan maupun kiri ruangan yang kekinian banget. Pas buat kamu yang hobi foto-foto. Pokoknya instagramable deh. Tersedia empat meja di bagian dalam, dan dua meja bagian luar. Yang cocok untuk hangout bersama teman, keluarga maupun kerabat.
Dinding yang instagramable banget

Secara keseluruhan untuk persoalan rasa saya suka sama ramennya yang gak pakai mie instan. Soalnya dulu pernah punya pengalaman kurang menyenangkan di tempat lain tentang bahan utama Ramennya. Porsinya lumayan bikin kenyang untuk orang sebesar saya ya, hehehe.

Kalau harga dari minuman dan makanan berkisar dari 8 k - 50 k sebandinglah dengan pelayanan, kualitas, dan kuantitas yang disajikan. Dijamin kalau sudah nyicip bakalan nagih terus!

Yuhuuuu sedap dipandang dan di lahap

Saran saya buku menunya ditambah foto setiap jenis makanannya biar pelanggan lebih ngiler dan memudahkan pas mau pesen.

Pantau terus social media mereka di instagram @shojisampit ya! Karena untuk acara grand opening mereka ada rencana mau mengadakan giveaway lagi lho!

Arigatou, Shoji!

Senin, 16 Januari 2017

SERATUS KALI BAHAGIA

Satu demi satu kawan-kawan lama telah menemukan pasangan hidupnya, hampir setiap minggu aku menerima undangan pernikahan mereka. Sementara di sisi lain aku masih sibuk menentukan kepada siapa hati akan berlabuh dan membangun bahtera rumah tangga. Kadang aku memilih diam dan merenungi setiap pertanyaan yang ditujukan kepadaku tentang "Kapan kamu menikah?

Dan aku sepertinya terlalu sulit menemukan jawaban yang tepat. Aku percaya takdir yang ditetapkan oleh Tuhan tentang jodoh tidak akan pernah berubah. Dan itu masih menjadi rahasia besar yang hanya bisa kita ketahui saat doa dan usaha bergerak seirama. Terijabah. Lalu aku hanya memberi senyum kecil, hanya aku yang mengerti artinya. Dan mereka tidak akan pernah bosan menanyakan hal yang sama di berbeda tempat. Tapi pertanyaan itu membuat aku sadar, bahwa menikah adalah salah satu tujuan hidup yang sebenarnya.

Tentu ada kerisauan saat berjalan seorang diri, melalui dunia yang tidak pernah kau tahu kapan akhirnya, sementara kita masih menyisakan ruang kosong pada hati menunggu untuk disempurnakan. Kita ingin berjalan seiring dalam satu genggaman tangan. Menuju berbagai cerita pahit manis kehidupan.

Memilikimu tentu akan menjadi kebahagiaan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Kata seorang teman, menikah akan menyempurnakan seutuhnya kebahagiaan hidup. Setiap hari kau akan disambut dengan wajah orang terkasih. Yang melepasmu pergi dengan segala rasa cemas. Yang menunggumu dengan penuh rindu dan doa yang melindungimu di setiap langkah.

Saat menikah kelak, kau akan merasakan seratus kali lipat bahagia daripada biasanya. Kekasih dunia akhiratmu yang mengembangkan senyumnya tanpa pamrih, dan kemudian diikuti langkah-langkah kecil anakmu yang jatuh ke dalam pangkuanmu. Dunia sudah lebih dari sempurna.

Tidakkah kita semua ingin kebahagiaan itu berlipat ganda? Tidak hanya seratus kali lipat mungkin semilyar kali lipat. Tuhan akan mendengar doa-doa makhluknya yang meminta sungguh dan penuh ketulusan. Dan aku ingin menyelipkan namamu dalam setiap doa yang kumunajatkan. Karena mengaminimu dalam setiap doa, adalah gerilya untuk mendapatkan hatimu diam-diam. 

(Doddy Rakhmat)

Sabtu, 14 Januari 2017

Tidak Cukup Menjadi Kenangan

Kita diberi kesempatan untuk dipertemukan dan saling jatuh hati, tapi mengapa banyak dari kita menyia-yiakan di akhir? Tidakkah kita sebaiknya kita jujur pada perasaan sendiri, sepicik itu kah kita kepada diri sendiri?

Tuhan telah menciptakan manusia berpasang-pasangan, lalu untuk apa kita hanyut dalam kesendirian dan kesepian yang kita ciptakan hanya sebagai alasan karena kita takut melangkah ke depan? Tidak ada yang bisa mengatur hati jatuh cinta kepada siapa, tapi kita bisa memilih untuk tidak patah hati. Melupakan segala rasa egois untuk bertukar sapa. Bukankah lebih damai rasanya saat seseorang yang kau cintai, memerhatikanmu dan selalu berusaha melindungimu. Tapi saat dia memutuskan untuk pergi, apakah kita bisa mencegahnya? Memaksanya untuk tetap tinggal? Tentu saja bisa. Kita manusia kadang sering menyimpulkan sesuatu sebelum mencoba. Kita seolah-olah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Kita sering memilih untuk bersembunyi di balik bayangan daripada berjalan keluar, menentang cobaan. Tapi kita tidak pernah mendapat apa-apa selain penyesalan dan pertanyaan mengapa kita tidak lagi bersama.

Tidak ada yang lebih baik saat waktu kita habiskan bersama. Tetaplah tinggal dan jangan pergi, karena tidak cukup menjadi kenangan untuk mencintaimu. Sungguh tidak cukup.

Minggu, 01 Januari 2017

Duradero

"Aku ingin ke Spanyol, Mas."

Saya menatap mas Astri yang memohon sangat untuk dikabulkan. Aku tidak mengiyakan. Senyumnya menciut berubah jadi cibiran, diikuti dengan sumpah serapah setelahnya yang mungkin tidak ingin kalian denar. Malam itu saya baru saja pulang dari kantor. Lembur setiap malam untuk mengejar target penjualan sebagai sales. Upah tak seberapa namun Astri seakan tidak mengerti itu.

Prang.

Dia melempar vas bunga yang berada di atas meja ke arah saya. Meleset. Saya berhasil menghindar. Astri tambah gusar, ia menjambal rambutnya sendiri. Tatapan matanya yang menyala-nyala seolah ada kobaran api di dalamnya.

"Keluar kau sekrang dari rumahku, laki-laki miskin!"

Ia mengacungkan jarinya ke arah pintu rumah. Saya tidak beranjak. Astri meninggalkan saya dengan menggerutu sampai suaranya hilang di lantai dua rumah dan ditutup dengan suara pintu kamar yang ditutup keras. Anjing tetangga yang dari tadi menyalak mendadak terdiam. Menjelang tengah malam, saya yang berbaring di sofa mendengar suara isakan tangis dari lantai atas. Disusul dengan lolongan anjing yang panjang, membuat bulu kuduk saya meremang.

Tumben-tumbenan pikir saya Astri menangis sekencang itu. Tapi saya memilih untuk tetap di lantai bawah, mungkin dengan kesendirian Astri lebih tenang.

Keesokan harinya, saya mendapati Astri tampak muram. Dingin. Astri tidak pernah sedingin itu kepada saya. Ia lebih suka menyalak daripada berdiam diri. Gadis yang saya nikahi lima tahun silam itu awalnya adalah pribadi ceria yang murah senyum. Ia tiba-tiba begitu menggemari hal-hal berbau spanyol belakangan ini. Saya yang duduk di seberang meja makan melihat kehampaan pada matanya. Seolah ia tidak melihat saya di sana.

Ia hanya duduk diam. Melipat kedua tangan di atas meja.

"Kamu kenapa sih, Sayang? Saya mencoba memecah kebekuan suasananya.

Astri tidak menjawab. Saya pikir dia masih marah atas kejadian semalam.

"Aku akan berusaha agar kamu bisa ke Spanyol." rayu saya.

Dan dia tetap memilih diam.

Seminggu berlalu, tidak ada perubahan sikap dari Astri. Dia tetap dingin. Dan anjing tetangga selalu melolong lebih tepatnya seperti meraung setiap tengah malam.

Hingga suatu malam, saat hujan sedang turun rintik. Saya terbangun dengan suara langkah kaki terburu-buru yang melewati saya tidur di sofa. Pelan-pelan saya beranikan diri untuk memeriksa. Tapi tidak ada sesuatu di sana. Astri tetap tertidur seperti tidak ada gangguan. Namun dari jendela kamar lantai dua yang terbuka. Aku melihat bayangan hitam yang sedang berdiri di pekarangan rumah kami. Matanya merah menyala melihat ke arah saya. Saya mundur sejenak. Ada ketakutan yang muncul dalam diri saya. Dan entah mengapa saya ingin mengambil telepon genggam untuk merekam apa yang saya lihat. Namun makhluk itu tidak ada lagi di sana. Apakah dia hantu? Saya tidak yakin, tapi dengan mata merahnya. Itu semua bisa jadi.

Ajaibnya, keesokan hari Astri tampak riang, lebih bahagia dari sebelumnya. Ia ramah dan menyiapkan segala perlengkapan kerja saya. Dan mengingatkan saya agar tidak terlambat makan. Saya turut bahagia Astri telah kembali seperti saya mengenalnya pertama kali.

Malam hari ketika saya pulang dari kantor. Astri menyambut saya dengan kelembutan. Memijat hingga penat seharian saya hilang. Tak lama saya jatuh tertidur.

Saya terbangun pada tengah malam, saya rasa. Udara terasa amat dingin. Terdengar seseorang masuk ke dalam rumah. Seorang pria yang tidak aku kenali kecuali dari matanya yang merah menyala. Ia disambut oleh Astri dengan rangkulan mesra. Mereka berpelukan erat. Saya dapat melihat tangan Astri yang berlumuran darah. Saya menjadi khawatir. Laki-laki itu pasti punya niat buruk kepadanya. Tapi tunggu dulu, kenapa saya tidak bisa bergerak. Dan saya baru menyadari  sepertinya tidak ada yang bisa saya usahakan selain melihat Astri sepanjang malam bercumbu dengan laki-laki misterius itu dari celah pintu kulkas yang terbuka sedikit. Tempat Astri dan laki-laki bermata merah menyala menyimpan kepala saya. 

Duradero, bahasa spanyol yang berarti Awetan.