Alkisah, di sebuah desa di daerah Jawa, hiduplah seorang pengrajin Batik bernama Mbok Yem. Konon kabarnya, Mbok Yem melukis batik dibantu kemampuan gaib karena kondisi ia yang buta.
Setiap batik yang dihasilkannya selalu meminta tumbal, bisa jadi anak anak atau gadis paruh baya. Batik lukis Mbok Yem terkenal di seluruh penjuru Kota. Yang memakainya adalah kaum kaum sosialita atas, karena dipercaya Batik Mbok Yem bisa menaikkan pamor dan aura pemakainya.
Mbok Yem melukis batiknya setiap malam, mulai jam 12 malam sampai subuh menjelang. Lilin batiknya bercampur dengan dupa,menyan dan juga uban rambutnya. Lampu temaram rumahnya menambah kesan mistik.
Setiap membatik, Mbok Yem menyinden tembang jawa kuno. Seperti mantra mantra, canting batiknya bergerak-gerak sendiri.
Satu kain batik diselesaikan, satu tangis kesedihan tercipta. Kematian tak wajar menimpa gadis jelita.
Orang orang sudah geram dengan perilaku Mbok Yem. Akhirnya, warga mendatangi rumah Mbok Yem. Tanpa babibu lagi orang beramai-ramai membakar rumah beserta Mbok Yem di dalamnya.
Warga puas. Pasca kejadian itu, diantara puing puing rumah yang telah menjadi abu. Masih sering terdengar suara Mbok Yem menyinden jawa. Suaranya yang sedikit meraung, seperti meminta tolong.
Miris.
Menghilang dalam kekejaman dunia, itupun karena ulah ia sendiri.
-Doddy Rakhmat-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar