Kamis, 23 Oktober 2014

Salju Harapan

Negeri Rindang mendadak panas. Musim kemarau memang telah dimulai tiga bulan yang lalu. Dan selama tiga bulan itu terjadi banyak sekali kasus kebakaran hutan. Asap hitam pekat membumbung tinggi di udara. Kementerian lingkungan menetapkan status bahaya. Sampai hari ini tercatat sudah lebih dari lima puluh kebakaran hutan di seluruh wilayah Rindang.

Presiden Akar menggelar rapat dengan para menteri, mencari jalan keluar dalam masalah ini. Sepanjang sejarah negeri Rindang ini adalah musim kemarau dengan kebakaran hutan paling parah. Semua berpikir keras menyelamatkan negeri mereka.

Pangeran Stoma memberi usul pada ayahnya untuk membuat hujan buatan. Usulan itu diterima dengan baik. Kini seluruh rakyat negeri Rindang gotong royong membuat hujan buatan.

Hari pertama hujan buatan berjalan lancar, begitu seterusnya hingga hari ketiga. Namun, masalah besar kembali terjadi. Stok air bersih menipis. Warga mulai mengeluh banyak hal. Kebakaran hutan belum juga usai. Kini negeri Rindang berubah menjadi gersang.

Putri Putik teringat sesuatu. Ia melupakannya begitu saja sebab ia tak percaya pada sesuatu yang belum tentu terjadi, apalagi bila sesuatu itu buruk. Tepat sebelum musim kemarau dimulai, saat ia hendak kembali ke istana setelah belajar memanah. Seorang kakek tua mendatanginya. Ia berkata bahwa ayahnya, Presiden Akar memiliki sebuah rahasia besar. Rahasia yang jika tidak diselesaikan bisa menyebabkan kebakaran hutan sepanjang tahun. Maka di meja rapat hari ini, Putri Putik menanyakan apa gerangan rahasia itu? Wajah Presiden Akar menegang, ingatannya bermain. Seketika ia membisu dan menolak memberi tahu. Dengan bujuk rayu istrinya, ibu Dedaun, akhirnya rahasia besar itu terungkap.

Rombongan keluarga Presiden beriringan mendatangi rumah sebuah keluarga yang jauh dari peradaban kota. Rumah seorang mantan menteri lingkungan. Rumah itu reot. Mantan menteri lingkungan menolak kedatangan Presiden. Rasa sakit hati itu masih terasa.

Alangkah terkejutnya semua orang yang hadir. Tiba-tiba Presiden berlutut memohon. Ia meminta maaf atas kesalahannya di masa jabatan yang lalu. Akhirnya, atas nama seluruh masyarakat negeri Rindang, Pak Ranting memaafkan semua kesalahan Presiden. Mereka berpelukan erat, seketika salju turun. Lagi-lagi mereka terkejut. Sebab negara mereka bukan negara yang memiliki 4 musim. Mustahil rasanya. Salju itu mengindahkan sekitar. Ajaib, kebakaran seketika usai. Negeri Rindang kembali menyandang jati dirinya.

-Saidahumaira-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar