Ditengah pekatnya malam
Dari kejauhan berdiri tegap
Seorang pemuda berjaket hitam
Memandangi langit seraya bersedekap
Merogoh kantongnya sudah kumal
Menyalakan sebuah pemantik
Hangatnya api terkalahkan oleh rasa kesal
Kesal yang mendalam karena istri yang licik
Menyalakan sebuah pemantik
Hangatnya api terkalahkan oleh rasa kesal
Kesal yang mendalam karena istri yang licik
Dikucilkan oleh keluarga
Ia kini berdiri sendiri
Menghilangkan rasa cinta
Sambil berkeinginan untuk mati
Ia kini berdiri sendiri
Menghilangkan rasa cinta
Sambil berkeinginan untuk mati
Huda nama pria paruh baya itu
berstatus duda putra satu
Dipikirannya sekarang hanya lelah saja
Bagaimana ia hilang dari dunia
berstatus duda putra satu
Dipikirannya sekarang hanya lelah saja
Bagaimana ia hilang dari dunia
Lelah menghadapi istri yang tak tahu diri
Keluarga yang terus memaki
Sedangkan anak sudah lama belum makan nasi
Itupun karena ulah ia sendiri
Keluarga yang terus memaki
Sedangkan anak sudah lama belum makan nasi
Itupun karena ulah ia sendiri
Tak bekerja berhari-hari
Terlilit hutang disana sini
Ia hanya berpikir tidak ingin hidup lagi
Terlempar dari dunia kemudian mati
Terlilit hutang disana sini
Ia hanya berpikir tidak ingin hidup lagi
Terlempar dari dunia kemudian mati
Ingin mati tapi malah takut mati
Mencoba bunuh diri takut dengan rasa sakit tak terperi
Satu satunya cara hanya mencoba menghilang dari muka bumi
Membuat semua orang tidak menganggapnya ada lagi
Semakin hari semakin menjadi
Istrinya berselingkuh lagi
Anaknya ditinggal di sebuah panti
Tiap hari meronta-ronta ingin kembali
Istrinya berselingkuh lagi
Anaknya ditinggal di sebuah panti
Tiap hari meronta-ronta ingin kembali
Kembali ke rumah yang tidak pernah ada
Atau hanya merasa di dalam neraka
Perkelahian dalam rumah tangga
Mengorbankan masa kecil si putra
Atau hanya merasa di dalam neraka
Perkelahian dalam rumah tangga
Mengorbankan masa kecil si putra
Tertatih Huda berjalan di pinggiran kota
Sambil mencari cara utk menghilang dari dunia
Hanya saja ia masih ketakutan
Takut untuk hidup juga takut dengan kematian
Sambil mencari cara utk menghilang dari dunia
Hanya saja ia masih ketakutan
Takut untuk hidup juga takut dengan kematian
Sang istri tertawa pongah
Mendapat suami baru yang lebih mewah
Tinggal di rumah megah
Membuat si Huda merasa kalah
Mendapat suami baru yang lebih mewah
Tinggal di rumah megah
Membuat si Huda merasa kalah
Janji sehidup semati hanyalah hal tabu
Bertahan hanya sewindu
Dilalui dengan kelabu
Selalu ada tipu menipu
Bertahan hanya sewindu
Dilalui dengan kelabu
Selalu ada tipu menipu
Krisis moneter merebak
Keuangan rumah tangganya bergejolak
Hingga pada akhirnya semua barang ludes ke tengkulak
Menyisakan pakaian lusuh kotak kotak
Keuangan rumah tangganya bergejolak
Hingga pada akhirnya semua barang ludes ke tengkulak
Menyisakan pakaian lusuh kotak kotak
Putra beranjak dewasa
Mulai melupakan neraka dunia
Terlebih lagi pada ibunda yang gila harta
Dan ayahnya yang ingin hilang dari dunia
Mulai melupakan neraka dunia
Terlebih lagi pada ibunda yang gila harta
Dan ayahnya yang ingin hilang dari dunia
Huda bersedekap kurus kering merana
Tergeletak dibawah jembatan pinggiran kota
Semua tidak memperhatikan dirinya
Mimpinya mulai menjadi nyata
Tergeletak dibawah jembatan pinggiran kota
Semua tidak memperhatikan dirinya
Mimpinya mulai menjadi nyata
Perlahan ia bangkit menuju jalan raya
Ia kini berani menantang dunia
Berharap truk gila lewat membabi buta
Agar cepat mengambil nyawa
Ia kini berani menantang dunia
Berharap truk gila lewat membabi buta
Agar cepat mengambil nyawa
Sungguh malang bukan kepalang
Tak ada satupun kendaraan yang datang
Semakin stres ia telanjang
Merasakan dingin kian meradang
Tak ada satupun kendaraan yang datang
Semakin stres ia telanjang
Merasakan dingin kian meradang
Kemudian ia pergi ke sebuah jembatan
Hanya ada satu lampu penerangan
Membuat siluet yang mengiba
Berdiri tegaklah si huda
Hanya ada satu lampu penerangan
Membuat siluet yang mengiba
Berdiri tegaklah si huda
Arus sungai begitu lamban
Seolah olah berbisik-bisik pelan
Mencoba menghasut jiwa yang sedang kelam
Menyerahkan diri dimakan alam
Seolah olah berbisik-bisik pelan
Mencoba menghasut jiwa yang sedang kelam
Menyerahkan diri dimakan alam
Terjun bebas ke sungai
Huda malah berenang
Ia takut mati
Takut juga dengan hidup yang datang
Huda malah berenang
Ia takut mati
Takut juga dengan hidup yang datang
Dikejar kejar Hutang
Sudah lama ia tak makan
Tak tahu lagi rasanya rendang
Terbaring pucat pasi di tepian
Sudah lama ia tak makan
Tak tahu lagi rasanya rendang
Terbaring pucat pasi di tepian
Si istri dikabarkan mati
Suaminya lari kawin lagi
Sungguh miris keluarga ini
Suaminya lari kawin lagi
Sungguh miris keluarga ini
Mendengar itu Si huda mantap hati
Menyusul sang istri
Tapi ia takut mati
Tapi juga enggan hidup
Menyusul sang istri
Tapi ia takut mati
Tapi juga enggan hidup
Mungkin tidak malam ini
Tuhan masih memberinya
kesempatan lagi
Untuk tetap berada di dunia ini
Tuhan masih memberinya
kesempatan lagi
Untuk tetap berada di dunia ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar