Tulisan ini saya buat didasari kejadian tadi siang, ketika saya membeli nugget dan makanan ringan di sebuah mini market.
Pada saat itu, saya menyerahkan barang belanjaan di meja kasir. Mini market tersebut masih menggunakan perhitungan manual dengan kalkulator. Yang jadi permasalahan adalah ketika saat total pembayaran. Nugget yang saya beli harganya Rp 18.500,- dan Makanan Ringan seharga Rp 5.000,-. Total semua Rp 23.500. Nah, dengan mudahnya kasir tersebut membulatkan total pembayaran saya menjadi Rp 24.000,- tanpa babibu lagi. Dan si kasir menambahlan beberapa buah permen dalam kantong belanjaan saya. Wah, disitu saya terheran-heran. Ini sebetulnya sudah pelanggaran hak pribadi orang untuk berbelanja.
Dengan kata lain, mereka buat sistem seperti itu seolah olah menjadikan permen sebagai belanjaan yang harus dibeli (Mungkin karena permennya tidak laku ya). Coba anda renungkan, Rp 500 itu apakah tidak berarti bagi para pembeli? Di zaman sekarang initolong jangan menyepelekan receh Rp 500,- , mungkin karena anda pemilik toko yang besar dan sudah kaya raya lantas menganggap hal yang dapat diterima biasa saja. Oh, tidak!
Banyak hal yang masih bisa dibeli dengan Rp 500 di dunia ini. Kalau menurut anda tidak perlu Rp 500, ya hapus saja dari kehidupan anda.
Jika pemiliki mini market tersebut membaca tulisan ini, tolong jangan marah kalau kami berbelanja disana dengan Mata Uang Permen juga.
Terima kasih!
Maaf saya sedikit menggebu-gebu, karena saya sudah muak dengan kembalian MATA UANG PERMEN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar