Kamis, 21 Agustus 2014

Nasi : Identitas Indonesia

"Tanpa Nasi Belum Kenyang" 



Itulah paradigma pemikiran sebagian besar orang di indonesia tentang nasi. Ya, memang rasanya kalau satu hari kita belum makan nasi seperti kurang afdol. Seakan akan nasi ini sudah menjadi makanan wajib bangsa ini.

Memang tak bisa dipungkiri, negeri agraris kita ini memiliki ratusan ribu hektar Sawah yang menghasilkan padi padi berkualitas setiap tahunnya. Dan menghasilkan beras beras dengan beragam jenis kualitas.

Sungguh terlalu kita kalau masih impor beras. Sebaiknya kita yang mengekspor beras, karena harga beras diluar lebih mahal berkali lipat daripada di Indonesia terutama negara eropa dan amerika.

Dalam minggu ini, baru hari kemarin saya makan nasi, saya mencoba secara pribadi untuk mendiversifikasi pangan. Tentunya hal ini didasari juga sebagai bentuk usaha penurunan berat badan saya yang sudah wah ini.

Sekarang saya sudah terbiasa untuk tidak makan nasi, biasanya asupan karbohidrat saya ganti dengan kentang rebus atau sesekali bihun. Gula di dalam nasi cukup tinggi, sehingga bila dikonsumsi terlalu berlebihan dalam waktu terus menerus, ditambah kurang olahraga bisa berpotensi diabetes.

Bagi anda yang dalam masa penurunan berat badan, tetap konsumsi asupan bergizi untuk kebutuhan metabolisme badan. Bukannya malah tidak makan sekali, yang ada malah penyakit maag. Coba secara pribadi mendiversifikasi pangan harian, tidak ada salahnya bukan?

Anda tetap fit, tidak merasa tertekan oleh pembatasan makanan yang masuk, dan yang pasti tetap harus berolahraga minimal 30 menit dalam sehari.

"Tidak ada salahnya mengonsumsi nasi, tapi pilihan hidup sehat kita yang tentukan"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar