Sabtu, 09 Agustus 2014

Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia. Sudah berjalankah?

Kemarin malam, saya berbincang-bincang bersama rekan kerja saya. Pembicaraan bertopik bebas biasanya untuk membuat waktu berlalu lebih cepat. Sampai pada akhirnya kami berbincang masalah sosial politik. Mengenai pemerataan pembangunan di pesolok Indonesia.

Anda pasti pernah menyaksikan liputan mengenai daerah tertinggal baik itu di televisi maupun internet. Dan herannya daerah tertinggal ini bukan bagian timur Indonesia saja. bahkan di daerah jawa ataupun sumatera yang berdekatan dengan Kota-kota Metropolitan, masih banyak anak anak yang pergi sekolah berjalan belasan kilometer setiap harinya.
Miris. Keadilan mana yang kita sudah dustakan?

Salut om sama kalian semua dek.

Guru guru yang berada di plosok, mendapatkan penghasilan yang tak sebanding dengan guru di kota. Kalau menurut saya, harusnya lebih besar gaji guru di plosok. Beliau sudah banyak mengorbankan waktu jauh dari keluarga, tapi malah belum terlalu mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Ya, beruntungnya guru guru yang berada di plosok adalah orang yang tabah dan ikhlas. Guru Sejati!

Dari segi pendidikan secara umum, banyak yang harus kita benahi di daerah pelosok, baik itu pengadaan media pembelajaran, infrastrukturnya dan tenaga pengajarnya. Terkadang di kota, belajar saja masih banyak mengeluh. Teman kita di pelosok juga banyak mengaduh, mengadu tapi diacuh.

Selain masalah pendidikan, kita juga sering mendengar tentang infrastruktur seperti aliran listrik. Aliran Listrik untuk beberapa daerah pelosok di Indonesia sudah ada, namun kawan kawan kita di daerah timur mungkin masih bertanya, listrik itu apa?
Di bawah sinar temaram lampu minyak, mereka masih tetap mau belajar. Mereka mengerti akan keterbatasan pemerintah dalam pembangunan tidak semudah membalik telapak tangan. Tapi mereka tidak mengerti kalau ada saja yang menutup mata dan telinga dengan tangan.

Sebetulnya orang orang kota liburan dengan tema kembali alam, pergi ke desa desa, melihat sawah, berkeliling hutan, sedikit demi sedikit juga harus menyadari keberadaan tersebut. Sebaliknya, orang orang pelosok pun ingin berliburan ke kota, melihat gedung gedung megah, sekolah sekolah yang mewah atau berkeliling jalan beraspal. Ya itu hiburan bagi mereka.

Saya disini tidak menyalahkan orang kota atau orang desa. Semua tidak ada yang salah, hanya saja yang perlu dicari itu kebenaran. Kalau masih seperti dulu, sepertinya Indonesia menganut sistem Yang Maju Semakin Maju, Yang tertinggal Ya ditinggalkan, pura pura tidak tahu.

Mewujudkan keadilan tidak semudah membaca sila ke 5 pancasila itu saja.

Generasi muda saatnya kita menjadikan Indonesia Adil dan Sejahtera sesuai Pancasila. Kalau kalian sering bernyanyi Garuda Di Dada ku. Tapi jangan hanya untuk timnas sepakbola saja.

Saya bukan kampanye.
Saya kurang suka politik.
Doddy R
*******


Sumber foto : http://thesmilingchickpea.files.wordpress.com

2 komentar:

  1. mirisnya lagi, ada banyak sekali yang dengan sgala kemudahan fasilitas masih ngeluhin macet, minta segera ditangani dan blablabla sehingga mereka yang jalur tempuhnya harus nyebrang-nyebrang kali gitu jadi kurang diperhatiin.

    semoga membaik, semua pembangunan bukan hanya fokus membangun gedung-gedung tinggi, tapi juga bangunan dan akses di daerah-daerah tertinggal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin, semoga presiden baru bisa membangun dari remote area dahulu.

      Hapus