Pagi itu aku membuang tatap sejauh bukit di depan rumahku. Dedaunan dari akasia telah mengering sejak seminggu lalu. Menyisakan permadani coklat kala di pandang.
Kopi di meja sudah tandas, yang tersisa hanyalah ampas dan sedikit kisahku tentangmu. Teringat menghabiskan musim dingin setahun silam. Masih menggantung di langit kamarku tawamu yang khas, dengan gigi putih sebagai penghiasnya.
Kepergianmu adalah awal kedatangan menjalani kehidupan yang baru. Sungguh teramat berbeda setiap harinya. Aku memutar-mutar gelas di hadapanku. Mencari dirimu disana. Terima kasih atas hadiah pemberianmu dengan gambar kita berdua. Terpatri indah di sisinya.
Sesekali daun akasia kering itu tertiup menggulung, bersama rasa rindu yang menggunung.
Surga - Bumi itu terlalu jauh kah?
-Doddy R-
Simpanlah daun Akasia itu :)
BalasHapusWalau kering, tetap disimpan.
Hapus