Rabu, 04 Februari 2015

Thanks sudah Confirm!

Thanks sudah confirm!

Kata-kata sakti itu tak asing lagi bagi para pengguna Facebook. Khususnya saya, kurang lebih sudah hampir 6 tahun melalang buana di dunia biru buatan Mark Zuckerberg ini. Pertama kali mengenal Facebook saat kelas 2 SMA, dan mulai aktif saat semester pertama kuliah. Awalnya saya masih terlalu malas untuk membuka jejaring sosial tersebut, belum bisa berpindah dari Friendster (sekarang sudah menjadi social media gaming). Namu beberapa waktu, teman-teman saya sudah banyak yang menggunakan Facebook. Begitu mudah kita berteman dengan siapapun itu, baik yang sudah dikenal bahkan belum pernah kita jumpai sekalipun. Tinggal tekan tombol perintah Add Friend

Saya sangat berterima kasih dengan Facebook, karena hanya dialah satu-satunya jejaring sosial yang konsisten memberitahukan kalau teman kita ada yang berulang tahun setiap harinya. Tapi tidak bagi saya, tiga tahun terakhir, saya lebih memilih untuk menghide informasi tentang tanggal lahir saya di kolom about me. Mengapa hal tersebut saya lakukan? Bukankah baik bila seseorang mengingat atau mendoakan temannya yang sedang berulang tahun? Alasan saya untuk tidak menampilkan tanggal lahir saya sederhana, tidak mau dimintai traktiran. Agak sedikit aneh memang, namun itulah saya. Saya tidak mau pelit sebenarnya, cuma keuangan saat zaman kuliah saat itu sangat terbatas. Hanya mengandalkan uang saku dari program beasiswa saja untuk hidup hampir 3 tahun di kota hujan, Bogor. Saya tidak mau meminta kepada orang tua untuk hal-hal yang menurut saya tidak terlalu penting. Yeah anak laki-laki itu harus mandiri! Prinsip itulah yang saya pegang selama merantau di tanah orang.

Adanya Facebook juga menambah julukan teman-teman saya di kampus, si Update Staus. Entah saya baru menyadari akhir-akhir ini saat membaca ulang activity log  di Facebook beberapa tahun silam ternyata saya termasuk spesies ALAY. Dimanapun, kapanpun, apapun, semua dituliskan dalam status. Mulai dari nyeduh mie sampai kata-kata huft, baru pulang praktek di kebun. Aih. Teman kuliah saya juga sudah bisa menebak kalau saya sudah pegang handphone, seketika mereka meledek  'langsung update status.......' Ah sudahlah.

Doddy SafelyBorn, nama facebook saya dulu. Yang artinya, Doddy lahir dengan selamat. Saya terinspirasi dari salah satu perkataan ayah saya. Saat itu saya menanyakan arti dari nama saya. Dan beliau mengatakan lahir dengan selamat tersebut. Belakangan ini saya baru tahu, kalau arti sebenarnya adalah kasih sayang. Uhuy, kasih sayang. Ayo, Siapa yang mau disayang? Lupakan.

Tapi ada satu hal yang tak pernah saya lupakan dari facebook. Terutama pada salah satu note facebook yang masih saya simpan sampai sekarang. Ada seorang teman kuliah, sebut saja Maira. Suatu ketika pada akhir tahun 2011, ia membagikan note sebuah lomba kepenulisan bertemakan disabilitas. Ada lomba puisi dan lomba cerpen, akhirnya saya mencoba untuk mengirimkan salah satu puisi saya yang berjudul 'Puisi Tuna Wicara dan Penyair Tuli Tuna Aksara', puisi yang saya buat terdiri atas 300 kata tersebut berhasil masuk ke dalam 30 besar dan dikompilasi menjadi sebuah antologi  yang diterbitkan. Walaupun saya tidak memenangkan lomba tersebut, justru itu menjadi titik awal saya bangkit kembali untuk menulis. Saya percaya akan tetap ada orang yang menghargai karya abstrak saya entah itu puisi atau kisah fiksi. Walaupun tidak banyak tapi saya tetap bahagia. Karena menulis bagi saya adalah untuk kebahagiaan diri sendiri jika orang tertarik dengan tulisan kita, itu sebagai bonusnya.

Kepadamu Maira, terima kasih telah menyemangatiku tanpa sengaja. Melalui note Facebook.

Facebook tidak akan pernah mampu mengukur kesetiaan seorang teman, tidak akan pernah bisa menghitung semua teman sejati kita di dunia nyata. Bisa saja mereka bertemanmu sekarang, esok mungkin sudah masuk dalam block list mereka. (DR)
************

Tidak ada komentar:

Posting Komentar