Senin, 20 April 2015

Kus dan Jum

"Semalam, kau pulang terlambat lagi Kus"

Kus menatapi ku juling. Bawaan dari lahir.

"Seharusnya tadi malam adalah puncak bulan madu kita"

Ia melengos pergi menjauh. Mulai menyalakan tivi hitam putih. Siaran bola menjelang tengah malam.

"Sudahlah Jum, kau tidur saja. Aku mau nonton liga paling seru tahun ini"

Aku beranjak pergi ke dapur menyeduh kopi untuknya, kucampurkan sedikit tinta ke dalamnya. Kuharap ia mulas-mulas.

Dengan wajah mesem-mesem, aku menyuguhkan kopi itu.

"Kenapa pula kau senyum-senyum macam itu Jum" tanya Kus dengan pandangan entah kemana. Karena julingnya sudah stadium akhir.

"Tak apalah Kus. Tak boleh kah aku ni senyum? Hendak terus merengutkah?"

Sebulan penuh piala dunia. Tiap malam Kus begadang melihat bola bundar yang disepak 22 orang lelaki. Ah, aku tak butuh 22, aku hanya butuh satu. Kus.

Belakangan ini, aku menjadi sering uring-uringan. Mual-mual setiap melihat bola entah kenapa. Akhirnya aku dan Kus ke dokter untuk periksa.

"Ibu hamil" ujar dokter berkalung stetoskop itu singkat

"Apah? Hamil?" Kami berdua serempak menyeru

"Bagaimana bisa" batinku

"Kau selingkuh dengan siapa Jum, ngaku" Kus menatapku julingnya semakin menjadi

"Kau saja lupa Kus, ingat malam saat kau menggerutu karena negara kebangganmu Endonesa itu kalah, aku lah yang jadi pelampiasan. Kau yang berselingkuh Kus, dengan bola bundar itu. Lihat saja janin dalam rahimku nanti, pasti ada selingkuhanmu itu"

Kus semakin juling.

~Doddy R
20.04.2015

5 komentar:

  1. Wkwkwk.. itu anak nanti kalo lahir apanya yg keluar duluan? Kakinya ? Kepalanya? Apa bolanya? wkwk :D

    BalasHapus
  2. Hahah.. Si Jum ini rada-rada nyeleneh ya :D

    BalasHapus
  3. waduh ko bisa bola ada di janin :|

    BalasHapus