Aroma pesing badan tak menyentuh air berhari-hari terendus oleh hidungku. Mamet, rekanan kerjaku terkulai lemas di atas sofa. Tsunami melanda ruang tamu. Walau yang aku maksud ruang tamu adalah dimana Mamet tidur sebagai tamu tak diundang.
"Met, kau beli dimana bir yang kita minum tadi malam ha?" Mataku kriyip-kriyip memaksa pupil menerima cahaya.
"Hahahhahahaha. Di warung bu Sukaesih. Itu lho yang suka nyanyi Gula Gula" jawab Mamet pipi chubby nya memerah, jiwanya masih di awang-awang.
"Aih, salah beli kau met"
Mamet adalah semacam manusia yang harus disuruh berkali-kali baru ingat. Maklum ia baru lulus SD umur 17 tahun, sistem pendidikan kita memang tak merata. Bukan karena terlambat sekolah. Tapi Mamet tipikal orang yang susah move on dengan wali kelasnya. Jadi setiap kelas ia menjalaninya selama dua tahun.
"Ini bir palsu yang kita minum Met" ujarku seraya memutar botol bir merk bintang itu, mencari label kedaluwarsanya.
Mamet tertawa kecil dalam posisi terlentang. Persis seperti ikan paus yang terdampar. Baru sadar yang dibelinya semalam adalah temulawak yang dioplos Mbok Sukaesih ke dalam botol bir.
"Jadi kita belum mabuk ya?" tanya Mamet menyeringai kuda.
Mbok Sukaesih dapat pelanggan jamunya lagi.
~Doddy R
30.04.2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar