Minggu, hujan dan sepotong kenangan.
Tiga hal yang selalu membuatku kembali mengingat tentang Dia. Aku mengingat saat pertama jumpa dirinya, di gang belakang rumahku. Senyumnya manis tulus. Sesekali ia menggoda ku, aih. Malah aku yang tersipu malu.
Aku mencari tahu dimana rumahmu, ya senyum mu itu menggali rasa penasaran. Diam-diam aku mengikutimu saat kau melintas di ujung gang. Saat itu hatiku berdebar, seperti maling takut ketahuan. Jalan mengendap-endap agar tak kau curigai. Semakin lama aku membuntuti, dirimu tak juga menyambangi rumah. Dan akhirnya rasa yang menggelora itu membuat aku nekat menculikmu. Ku ajak dirimu ke rumah, selama bersamaku kau diam saja.
Hari itu hari minggu. Hujan membasahi bumi dengan hebatnya, hanya ada aku dan dirimu. Di sebuah kamar 3 x 4 meter, selanjutnya tak bisa aku tuliskan. Kesannya terlalu nakal. Tak tega aku melihat dirimu telanjang, maka kukenakan baju sisa peninggalan korban ku sebelumnya.
Perlahan kuusap dahi mu, matamu menyipit. Menikmati setiap kelembutan yang terkirim melalui syaraf-syaraf disekujur tubuhmu. Dan engkau tertidur di pangkauan ku.
Aku senang melihat dirimu tidur, sebegitu profesional karena kerjamu hanya mendengkur. Liuk tubuh membentuk huruf U sempurna.
Hujan bertambah hebat, dan aku tertidur bersamamu.
Sepotong kenangan tentang kamu, Belang.
~Doddy R
12.04.2015
Peninggalan korban? Hmm..
BalasHapusKorban sebelum belang maksudnya, hehehhehehe.
Hapus