Setiap melihat laut lepas dan kapal yang terombang-ambing di atasnya, kenangan melintas.
Hari itu, adalah hari paling penting. Orang tua ku mengajak pergi ke pulau seberang. Langit mulai beranjak senja. Burung pelikan berkoak melintas. Beberapa di antaranya menyambar ikan di perairan.
Ayah menggandeng tangan ku bersama menatap samudra
"Nak, lautan ini maha luas. Tapi tak kalah luas dari hati seorang yang sabar dan ikhlas. Ibarat nila adalah benci, dan susu adalah hati maka setitik nila bisa merusak susu segelas. Tapi jika hati mu luas, kebencian itu tak akan mengubah apapun"
Pesan itu adalah paling akhir yang diucapkan oleh ayah dan ibu. Sebelum gelombang besar membalik perahu kami. Mencabik layar sana sini
Menjadikan itu pelayaran terakhir bagi mereka berdua
Kini saat melihat laut lepas, aku belajar banyak hal. Bagaimana belajar menerima segala kenyataan yang terjadi dan tak membiarkan sedikit pun kebencian terhadap takdir menodai hati.
~Doddy R
27.04.2015
Cerita ini hanya fiksi.
Duh.. Kasian banget jadi yatim piatu.. Semoga bisa tegar :'
BalasHapusSemoga tegar!
Hapus