Senin, 23 Maret 2015

Tears of Angel

Kala itu malam, aku bersedekap bersama kesendirian ku seraya menengadahkan munajat. Langit malam itu sendu, pekatnya bias tak jelas. Antara abu atau hitam.  Mungkin mendung, pikirku.

Di hadapanku tersusun puluhan gelas kaca, tahukah untuk apa?  Semua itu berawal dari sebuah buku yang aku baca dalam mimpiku.  Hebat ya dalam mimpi bisa merapal aksara.  Aku pun heran.

Buku itu berjudul Air Mata Malaikat, entah siapa pengarangnya aku pun tak tahu.  Bahkan melihat sampulnya saja aku tak sempat. 

Mataku menangkap sebuah kalimat dalam halaman terakhir buku itu, isinya seperti ini.  "Jika engkau mempercayai adanya aku, akan kubuktikan dengan tetes air mata dari langit"

Kalimat singkat itu membuatku terbangun.  Apakah benar adanya? Hingga aku memutuskan menunggu tetes air mata itu di suatu tempat. Di hamparan rumput yang sudah tak tampak hijaunya lagi karena malam.

Dingin sekalipun ku lawan demi membuktikan apa yang kubaca dalam mimpi itu , hampir menjelang tengah malam sebelum memutuskan untuk pulang.  Hati kecilku bergumam, "Aku percaya akan adamu, tunjukkanlah air mata yang kau janjikan itu"

Saat aku membuka mata, betapa indahnya gelas-gelas kaca yang kutaruh berisikan cahaya. Air mata sang malaikat itu hadir tepat janji. Dari langit masih turun terus menerus membuat malam itu tak pernah kulupakan seumur hidup. 

Aroma rumput yang basah mengembun kuhirup dalam-dalam.  Cahaya itu tak redup hingga menjelang subuh.
Kemudian semuanya gelap, ada seberkas suara yang kudengar "Bangunlah, tegakkanlah sholat"

Sebuah mimpi indah di antara rumput dan cahaya
Subhanallah.

~Doddy R

1 komentar: