Sabtu, 07 Maret 2015

Menculik Rahwana

Suatu senja di negeri wayang.

Rahwana menatap lamat-lamat langit tak berawan, kuning memghampar.  Matanya sembab, semalaman ia menangisi pertengkarannya dengan Sinta. 
"Ah aku ini memang makhluk lemah, badanku saja besar tapi dengan sinta selalu kalah bertengkar.  Kalah karena mengalah" batin Rahwana

Sementara itu di kahyangan, Rama sedang mondar-mandir di singgasananya.  Hanuman sebagai penasehat kerajaan menghampiri Rama.

"Paduka Rama apa gerangan yang buat dirimu gelisah?" tanya nya.

Rama masih bergumam sendiri, kemudian turun dan menghampiri Hanuman, "Kita ke bumi sekarang, bawa aku ke tempat burjo paling dahsyat yang ada di bumi"

"Baiklah paduka"

Sesampainya di Burjo, Rama mulai bercerita tentang Sinta, sang kekasih yang sepertinya tak lagi setia.  Hanuman menyimak sambil menyeruput wedang jahe. 

"Kenapa Paduka beranggapan seperti itu? "

Rama menjawab, "Akhir-akhir ini BBM ku ke dia sering pending, kadang lebih parah cuma di Read.  Tolong kamu cari tahu Man, kenapa seperti itu? "

Hanuman yang cerdas seketika menjawab, "Bisa saja dia sekarang asik main Line atau WhatsApp paduka.  Paduka saja yang kurang uptodate"

"Bajigur man, aku iki raja paling nguptodate seantero kahyangan lho" sahut Rama kesal

Hanuman terkekeh. 

Rahwana yang sedang jogging di bumi pagi itu, membuat warung burjo bergetar. 

"Eh Man ada Rahwana tuh kita bully yuk" ajak Rama sambil memutar arah pandangan Hanuman.  Hanuman mengangguk dengan tatapan licik. Persis pemain sinetron yang di shoot zoom in.

Mereka lantas menemui Rahwana. Dia terlihat begitu murung.

"Hei gendut. Pagi pagi udah bikin bumi goyang." kata hanuman.

Rahwana hanya diam. Dia cukup hafal watak kera putih itu. Pernah suatu ketika dia dikirimi aquarium cebong, benda yang paling ditakutinya.

"Whoy, kalo ditanya jawab dong."

Rahwana mengkeret. Hatinya kocar kacir. Bahaya jika hanuman memberinya cebong. Bisa mencret seminggu penuh nanti.

"Kasih cebong lagi nih. Kasih cebong lagi nih."

Hanuman mengancam. Rahwana semakin tersudut. Dia tak ingin lari. Sudah cukup dia lari dari istrinya.

Lantas dia mengelus dadanya. Matanya mulai berkaca kaca. Dia lantas bernyanyi, "sakitnya tuh di sini pas kena hatiku. Kalian sungguh terlalu."

"Udah deh, mau nangis gitu lagi.  Cengeng banget lho.  Baru kali ini ada Raksasa kayak gitu" ujar Rama

Ada cahaya biru yang sangat terang di antara mereka, Sinta datang. 
"Sudah..  Sudah..  Rama Hanuman, kalian tak boleh menganggu Wana"

Rama kaget dengan kehadirannya kekasihnya itu,
"Apa-apaan ini Sinta, kamu malah membela si Kriting item ini"

Sinta merentangkan tangannya, "Kenapa?  Tidak boleh, lagi pula di kahyangan kamu asik tebar pesona sana sini"

Hanuman menengahi, " Sudah selesaikan semuanya secara wayang. Jangan berdebat kayak manusia bumi"

Rama mengangguk setuju, "Oke"
Seketika Rama menculik Rahwana.

"Hanuman!! Bantuin sini. Ini si wana berat banget. Aduh, kena encok deh gue."

"Yaelah Bos, pake jurus kanuragan aja."

Hanuman mengeluarkan jurus kanuragan. Ditangannya keluar cahaya. Cing cing. Dan seketika tubuh rahwana seringan balon.

"Diiket Bos. Nanti terbang."

Rama lantas mengikat tali di tubuhnya. Pun dengan hanuman. Dan mereka akhirnya terbang ke kayangan menggunakan balon terbang rahwana ke kayangan.

Sinta mengejar sambil membawa gunting, "Sini kalian" teriaknya

Namun karena sinta belum sarapan, ia terlalu lelah hingga singgah dulu di Cafe Langit.  Membiarkan Rahwana diculik Rama dan Hanuman.

"Pesen apa mbak?" tanya pelayan kafe.

"Semur jengkol ada? Sama nasi uduk."

Si pelayan kafe garuk garuk kepala. Bingung menerjemahkan pesanan tamunya.

"Wah, itu makanan udah expired mbak. Udah gak ada yang jual di sini."

"Ya udah, apa aja sini. Cepet ya mas."

Pelayan itu pergi. Sinta menjadi was was. Bagaimana keadaan rahwana itu? Dih, padahal mau nagih hutan.

Tak lama kemudian kemudian makanan datang. Shinta kaget melihat makanan di depannya.

"Opo iki jenenge mas? Kok masih mentah."

"Itu steak mbak."

"Apa? Mesin tik?"

"Steakkk mba. Steakkk! Aduh, cantik cantik kok katrok."

"Ya sudahlah."

Shinta makan dengan lahap. Dia masih memikirkan nasib rahwana. Jangan jangan dikasih cebong lagi, pikirnya.

Rahwana dan Rama tiba di kahyangan. Dibantu hanuman Rama mengikat Rahwana di sebuah pohon cabe.  Cabe di kahyangan besar-besar dan lebih heboh dari cabe-cabean.

"Semalam aku baca status BBM Sinta, isinya Aku tresno karo kowe Rahwa.  Pasti kalian ada udang di balik rempeyek.  Ngaku? " hardik Rama

Rahwana menunduk diam.

"Hey, kowe ditakoni kok meneng ae" sahut Hanuman

Rahwana mengangkat kepalanya, "Aku mencintainya Rama"

"Apaaaaaaaaah" Rama berteriak Bibirnya monyong bergetar-getar , Hanuman menarik janggut pirangnya, ia bosan dengan warna putih.  Sudut pandang zoom out zoon in ke araha mereka berduaaa..

"SINTAAAAAAAA" Rama berteriak terdengar sampai Kafe Langit

"Uhuk" Sinta tersedak daging steak mendengar namanya menggema

"Apa lagi sih ni Rama orang lagi makan juga" Sinta kesal kemudian terbang menuju kahyangan.  Pelayan cafe mengejar, memberi tagihan bill. 
"Opo…  daging sak upil-upil harga'e satus seket" Sinta melempar kartu kreditnya.

Sinta terbang ke kayangan. Di sana dia melihat rahwana diikat di pohon cabe. Mata sinta berbinar-binar melihat cabe yang besar besar. Di bumi, cabe sangat mahal. Ini akan jadi peluang usaha yang menguntungkan.

"Sinta, tolong aku."

Mata shinta tertuju pada rahwana. Dia merasa begitu kasihan.

"Sinta, kamu mencintai rahwana?"

"Gak kok."

"Trus ngapain kamu ngejar kita sampai di sini?"

"Mau nagih utang. Rahwana utang duit kemarin."

Rahwana menangis. Tana menjadi becek.

"Terus siapa yang kamu sukai?"

Sinta menunduk. Pipinya merona malu.

"Sebenarnya, sebenarnya, sebenarnya aku suka pada hanuman."

Hanuman kaget. Rama tersedak ludahnya sendiri. Rahwana latah.

Dan kali ini mata rama dan rahwana melihat tajam ke arah hanuman. Kini mereka tahu siapa yang harus dikejar.

-----
Selesai
Demikian absurd fiction hari ini. Nantikan kisah lainnya besok.

Salam

Doddy Endut (dalang)

&

Tutut (co dalang).

4 komentar:

  1. Ternyata ceritanya kocak,, padahal udah mbaca serius hehe
    Kasian rahwana dibuli mulu wkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heuheueheu saya aja nulisnya sambil ketawa ketiwi mas..

      Hapus
  2. lucuu...
    ini cerita ramayana versi modern gitu? -___-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ramayana versi modern. Dengan sedikit reverse analogy

      Hapus