Minggu, 29 Maret 2015

[Renungan] Di Antara Kelopak Kacang

Malam ini aku belajar dari sebuah perjalanan.  Perjalanan yang membawa kepada sebuah perenungan.  Seorang ibu dengan telatennya menjual kacang rebus di tepi jalan.  Bermandikan cahaya lampu minyak, gurat letih tertutupi oleh senyum yang dilontarkan pada setiap pembeli.  Beliau mengamalkan prinsip pembeli adalah raja.  Ya, seorang raja harus dilayani dengan baik.

Aku yakin beliau adalah ibu yang tangguh.  Yang berjuang demi keberhasilan anak-anaknya.  Ada kegigihan dalam setiap butir kacang yang ia jual.  Ada harapan yang tumbuh bersama kepulan uap membumbung. 

Pikiranku melayang kepada masa lalu, bukan tentang kacang dan kepulan uap.  Tapi tentang harapan.  Harapan tumbuh bersama doa-doa yang tersemat dalam diam.  Aku menyadari masa kecil adalah masa lalu yang tak dapat kuubah lagi, kini yang harus diubah adalah masa depan. Aku merasakan bagaimana pahit getirnya kehidupan keluarga kami, gejolak bertubi-tubi datang.  Tapi aku salut, perahu kami tidak karam walau diterjang badai. 

Aku senang mengenang, kebiasaan orang tua dan anggota keluarga lainnya membuat aku senyum-senyum sendiri.  Terkadang tanpa kusuruh air mata itu menetes menuruti gravitasi, gravitasi bernama hati. 

Hari sudah larut, aku meninggalkan tepi jalan.  Meninggalkan ibu penjual kacang rebus dengan harapan yang mengepul.  Terima kasih sudah mengajari dalam diam.

Ingatlah satu hal, orang tua tetaplah orang tua. Sampai kapan pun, tidak akan ada namanya mantan orang tua.  Orang tua selalu berupaya agar anakn menjadi 'orang'. Bukan orang lain, tapi orang yang berguna.  Dan orang tua selalu mempersiapkan agar anaknya menjadi orang tua kelak.

Jika didekat kalian sekarang ada Ibu dan Bapak, maka peluklah.  Seakan pelukan itu adalah pelukan terakhir.  Rasakan kedamaian dan kerinduannya.  Seandainya mereka jauh, katakanlah melalui telepon atau panggilan video bahkan kalian akan menjadi 'orang' yang selalu membahagiakan mereka.  Bila mereka sudah tidak ada lagi, maka doakan selalu.  Karena doa anak yang saleh akan diterima menjadi pahala walaupun sudah putus usia.

Sudahkah kalian menjadi pribadi yang shaleh dan shalehah?

Doddy R
29.03.2015

3 komentar: