Bibir mengecap kelu
Merindu butiran serbuk hitam
Tangan ku merentang bermunajat
Semacam memanggil hujan tapi bukan
Menengadah dengan setangkup cangkir putih
Berharap kopi jatuh dari langit
Hingga aku jatuh tenggelam di dalamnya
Terhanyut dalm buai kafein dan sugesti
Aku terjaga
Mencinta
Kemudian sirna
Mengampas di kaki-kaki bumi
Di tangan ku ada secangkir kopi dingin
Langit sedang berbaik hati
Terima kasih
Kusesap perlahan nikmat
Membasahi langit-langit mulut
Dan kata hati ku tersadar
Nikmat apa lagi yang kudustakan selama ini?
~Doddy R
Menjelang senja
Di sebuah kamar mess
Maka nikmat Tuhan mu yang mana kah yang kau dustakan?
BalasHapusHehe Ar-rahman
Yap betul sekali ayat 55
HapusBegitulah nikmat kopi yang selalu menjejali :)
BalasHapusMantap kang..
HapusNamun sayang, nikmat itu meninggalkan sesap pahit memekat.a
BalasHapusJangan jadi galau ya
BalasHapus