Selasa, 10 Maret 2015

SIMFONI DENGKUR

Di suatu pagi buta Shinta terbangun dari lelapnya, Rahwana yang sedang tidur di sampingnya itu mendengkur sekeras gemuruh halilintar, terdengar sampai seantero kahyangan.  Berulang kali Shinta membangunkan Rahwana, meredakan dengkurnya tersebut.

Simfoni dengkur. Dengan bangganya ia menamai suara dengkurnya itu.  Bagi ia, dengkur tak pernah salah.  Dengkur hanya mencoba menunjukkan rasa lelah si empunya, tak lebih tak kurang.  Tentunya tidak disengaja, emangnya ada dengkur semaleman pura-pura? Yang ada malah epiglotis kegatelan.

Sudah berhari hari sinta kurang tidur. Lingkar matanya menghitam. Kulitnya pucat. Dia lantas mencari cara untuk menghentikan somfoni dengkur itu.

Pergilah sinta ke bumi, menemui seorang petapa bernama Laksamana. Ditanyakan padanya, apa yang harus dilakukannya agar rahwana tidak mendengkur ketika tidur.

Laksamana bijak mengatakan, "Carilah ekstrak kulit manggis"

"Emang ada ya ekstrak kulit manggis? " tanya Shinta

"Ow..  Ow..  Kabar gembira buat kita semua.  Sekarang kulit manggis sekarang ada ekstraknya"

"Kalau sudah sapat, lantas bagaimana cara memakainya? " tanya Shinta lagi

"Cukup teteskan ke dalam lubang hidung si pendengkur, dijamin bakal berhenti"

Setelah mendapat petunjuk dari laksamana, pergilah sinta mencari ekstrak kulit manggis.

Dicarinya ke sana kemari. Mendaki gunung lewati lembah, sungai mengalir indah ke samudera. Berhari-hari dia mencari, hingga akhirnya sinta berhasil menemukan ekstrak kulit manggis pada seorang kera putih.

"Ini adalah ekstrak kulit manggis. Cocok untuk kulit anda yang cantik. Karena manggis mrngandung banyak antioksidan."
Hanuman memberikan sebotol kapsul ekstrak kulit manggis.

"Yang cair gak ada Mas?"

"Gak ada Mbak. Kalau yang cair itu obat tetes mata."

Sinta mengangguk. Setelah membayar, sinta lantas kembali ke rumah.

Sesampainya di rumah, Shinta menyusun strategi bagaimana harus mengekstrak ekstrak kulit manggis berbentuk kapsul itu.  Ia pergi ke dapur, dengan bantuan cobek dan ulekan dihancurkan kapsul itu, kemudian dimasukkan dalam botol bekas obat tetes mata yang biasanya dipakai kalau ingin berpura-pura menangis, kadang buat audisi casting film film di kahyangan.  Shinta pernah ikut casting film Remember Where. Dimana ia harus berakting kebingungan dan sedih karena ia tersesat tak tahu ada dimana.

Selama mengulek kapsul kulit manggis itu, sinta justru akting. Rahwana yang sedang sarapan lantas mendekatinya.

"Apa yang membuatmu menangis, istriku?"

Mendengar pertanyaan itu, sinta tersenyum. Kesempatan, batinnya. Rahwana memang susah untuk mengonsumsi obat obatan. Pahit katanya. Yaiyalahh.

"Mas, aku sudah berhari hari kurang tidur. Aku lelah dengan suara dengkuranmu. Tolonglah. Wajahku sudah seperti zombie."

Sinta menangis. Rahwana menjadi terharu. Dia lantas mengpukpuk pundak sinta.

"Apa yang harus kulakukan?"

"Aku sedang meracik obat yang bisa membuat mas wana tidak mendengkur lagi."

"Obat apa itu sinta?"

"Ekstrak kulit manggis."

"Apah? Kulit manggis?"

Rahwana shock. Obat itu mengandung antioksidan yang sangat tinggi. Dia ingat, ketika bujang masih dimilikinya, rama pernah menjebaknya untuk minum kapsul kulit manggis. Namun, karena konsentrasi yang sangat cukup tinggi, wajahnya menjadi cantik. Ya, raksasa yang cantik.

"Aku gak mau minum obat itu."

"Ini obat manjur kang mas."

"Aku gak mau minum obat itu."

Rahwana kabur dengan celana yang basah. Pipis di celana, bro.

Seantero kahyangan heboh, berdebam-debum dibuat Rahwana yang sedang berlari ketakutan.

Sinta berhasil mengusir Rahwana, paling tidak malam ini ia dapat tidur nyenyak sambil mendengarkan musik group korea kesukaannya, Super Ompoler.  Mamasuka.

Sementara Rahwana turun ke bumi mencari, celana baru. Rahwana singgah ke distro favoritnya Blek Aidi.

"Mas beli celana."

Pemilik distro itu seketika menutup hidung. Bau pesing.

"Ukurannya apa ya?"

"XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXL."

Si pemilik distro kewalahan menghitung jumlah huruf X dengan kalkulator dagangnya.

"Gak ada Mas. Di sinu ukuran celana terbesar cuma XL."

"Duh. Distro macam apa ini?"

"Mau nyari ke ujung dunia manapun, gak bakal ada ukuran kayak gitu."

Rahwana keluar dari distro dengan kesal. Mau gak mau dia harus pulang ke rumah untuk mengambil celananya.

Shinta yang sedang tertidur pulas, mendadak terbangun.  Rahwana menguntit masuk kamar mencari celana jeans ukuran jumbo luar binasa miliknya. 

Shinta berpura-pura tidur, setelah Rahwana ganti celana.  Ia jatuh tertidur.  Rahwana memang gampabg tidur, ia pernah tidur sambil terbang.  Sehingga ia ditilang oleh polisi udara.

Di tangan shinta menggenggam erat, ekstrak kulit manggis. Ia mendekati Rahwana dan meneteskan obat itu melalui hidungnya.

Satu tetes, dua tetes.  Dengkuran itu hilang.  Ternyata obat itu manjur, Shinta kembali tidur dengan nyenyak.  Keesokan paginya, Shinta terkejut luar biasa. Mendapati Rahwana sedang bersolek di meja rias.  Mengoleskan gincu ukuran jumbo.

Betul yang dibilang Rahwana, ia menjadi raksasa cantik. Shinta langsung pingsan, simfoni dengkur itu sirna berganti suara centil.

"Iiiih…. kok kamyu pingsan sih cyiiin,  apa salah akika.. " Rahwana histeris

Tamat.

Doddy R
10.03.2015
Absurd Fiction ini ditulis kolaborasi dengan Mba Tutut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar