Aku tidak percaya kepada keberuntungan. Bagiku itu hanyalah sebuah kepasrahan kepada hal yang tidak pasti. Dan mungkin, Doni adalah semacam keberuntungan bagiku. Siapa yang tidak mengenali penyanyi yang sedang menggelar karpet kesuksesannya belakangan ini. Seorang Doni tidak akan pernah melupakan Re, melupakan aku.
****
Siang mengembus angin panas. Terik sinar menjalar ke permukaan bumi. Dari semua yang pernah saya alami, ini mungkin paling parah. Menunggu Re berdandan, alangkah lama dunia berputar. Konser solo memasuki H-2, rencana hari ini kami akan pergi berkencan, kali ini ia tidak ikut dalam acara saya. Karena lokasinya terlalu jauh di luar kota. Saya melihat jam dinding sekali lagi, sudah hampir satu jam. Semoga saja masa menunggu ini tidak sia-sia.
****
Doni pasti sudah cukup kesal menungguiku berdandan, aku takut saja kalau ada paparazzi mengambil foto kami berdua. Setidaknya aku bisa tampil maksimal di depan kamera. Menjadi pasangan selebritis seolah tertular Star Syndrome.
Oke, semua sudah siap.
"Hai sayang, ayo berangkat."
****
Akhirnya, Re keluar juga dari rumahnya. Syukurlah, masa penantian saya berakhir. She look pretty, tonite.
Setelah menikmati jalanan kota Jakarta malam hari. Kami tiba di sebuah kedai wedang di tepian kota. Jauh dari hiruk pikuk, dan fans-fans yang kadang lupa diri.
"Aku mengajakmu ke sini untuk merayakan sesuatu."
Re meminum wedang jahe nya, seperti biasa. Menghirup aroma dalam-dalam, baru meneguk sedikit demi sedikit.
"Merayakan apa?"
"Merayakan hari rindu nasional."
Re tertawa.
"Baru pertama kali ini aku dengar ada hari merindu nasional. Siapa pencetusnya, kamu?"
Saya mengangguk. Re tersenyum
*****
Aku tahu, alasan Doni mengajakku malam ini. Dan ide gilanya menciptakan hari merindu nasional, terbilang unik. Aku tidak mau menyebutnya gombal. Karena ia sudah berusaha yang terbaik. Tapi aku selalu menunggu momen, dimana ia bersimpuh memegang sebuah cincin dan bertanya padaku "Will you marry me?" Just simple like that. But, when?
****
Entahlah apa yang di dalam pikiran Re, saya tak mau berprasangka. Ide hari merindu nasional di bulan November ini sudah lama saya persiapkan. Setidaknya pertemuan-pertemuan kami tidak membosankan. Dan beberapa hari lagi kami harus berpisah jauh,
"Gimana kamu mau merayakannya kan?"
"Tentu." Ia tersenyum walau terkesan memaksa.
****
Dan malam ini berakhir seperti biasanya. Nothing special, I guess. But pretending to be happy is more difficult now.
Mungkin Doni hanyalah The Fallen Star dalam kehidupanku. Ia seorang bintang yang telah jatuh hati padaku. Tidak lebih. Hadir hanya untuk memenuhi permintaanku, sama seperti bintang jatuh.
****
Saya tahu Re kecewa. Dan saya memang pasangan yang buruk. Saya selalu bertanya, apakah saya belum siap menjalani komitmen setelah menikah? Atau dunia penuh pujian ini telah menutup segala keberanianku?
****
Keesokan paginya.
'Headline news : Doni, musisi pendatang baru membuat press release bahwa ia akan keluar dari kancah permusikan indonesia'
****
Will you marry me, Re?
~Doddy Rakhmat
22.11.2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar