Sabtu, 07 November 2015

Playlist Theory

Malam minggu tak selamanya suram walaupun hanya berkumpul bersama kawan lama. Di sebuah coffeshop bergaya amerika di tengah kota hujan, aku dan Adri memandangi hilir mudik pengunjung kafe. Walaupun sering dicap homo, bodo amat. Daripada berduaan sama yang belum muhrim. 

"Don, coba kau lihat laki-laki yang sedang pesan kopi. Aku yakin dia penggemar musik pop. Di playlistnya pasti banyak lagu-lagu pop baru"

Aku mendelik. Lelaki berkaos biru muda dengan celana jins biru plus sneakers membalut kakinya. Modis. Anak muda masa kini. Kakinya mengetuk lantai, mengikuti irama musik terbaru yang dimainkan oleh pihak kafe.

"Dapat darimana teori playlist mu itu?"



Ia mengangkat bahu. Dari dulu mengenal Adri sebagai tukang bual. Gudang cerita. Kali ini ia mengenalkan sesuatu yang baru. Di malam minggu yang gerimis. Playlist Theory.

"Nah kalau itu?" Aku menunjuk wanita yang menggandeng kekasihnya.

"Wanitanya suka lagu sendu. Laki-lakinya suka rock alternatif. Kelihatan dari penampilannya, modis dalam gelap. Jaket kulit, walaupun KW. Tapi mereka bangga."
Sepasang kekasih itu duduk di meja sebelah kami. Aku menurunkan nada berbicara. Ari masih mencari mangsa Playlist Theory nya.

"Super sekali. Tapi aku belum percaya, bisa saja kau mengarangkan. Belum ada pembuktian."

"Entahlah, Don. Aku merasa ini semua sebuah anugerah. Untuk urusan bukti, cepat lambat kau akan tahu. Aku berani bertaruh seminggu gratis pakai mobilku jalan-jalan gimana? "
Aku melempar sedotan, Adri menepis. Senang.

"Heh, siapa yang lempar sedotan ke cewe gue!"

Kami serempak menoleh. Sial. Sedotan tadi malah terlempar ke meja sebelah. Laki-laki jaket kulit KW itu tampak berang. Si gadis bersikap manja. Mengadu-adu seolah sedotan tadi telah menodai harga dirinya. Mencabik-cabik kehormatannya. Sebagian pengunjung merasa akan mendapat tontonan tinju gratis.

"Maaf bro, gak sengaja." sahut Adri dengan muka setengah tak ikhlas.

Sang lelaki berdiri dari kursi. Matanya menatap tajam ke arah kami berdua. Kerah baju Adri dalam genggaman tangannya.

Mendadak suara ringtone berbunyi nyaring dari saku jaketnya.
Call me baby..
Call me baby..
Neol hyanghae keojyeoga maema
Neo malgon geu muneul dada
Call me baby call me baby
Call me baby...


Potongan lagu boyband EXO asal korea membuyarkan emosi si laki-laki. Buru-buru mengeluarkan handphonenya dan menekan layar, ia melepaskan cengkeraman, berbalik arah menarik sang wanita keluar kafe. Tengsin.

"Wah asik, bisa jalan-jalan pake mobil gratis nih." Aku menyindir Adri. Ia menyedot ice coffeenya hingga kandas.

Playlist theory Adri gagal total. Jangan heran kalau nanti ketemu orang berdandan ala anak rocker, kalau pas di rumah koleksinya dangdut koplo semua. Apa yang kita lihat belum tentu benar seperti apa yang kita bayangkan. Penampilan bisa menipu, tapi selera musik? Tidak.

 ~doddy rakhmat
31.10.2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar