Jumat, 31 Juli 2015

Cerita Katak Tentang Langit Retak

Katak-katak berlompatan di antara dedaunan kering.
Berisik. Pecah. Telingaku ikut-ikutan menolak bunyi-bunyian itu. Berjam-jam di atas teratai danau, aku melihat langit yang tercerai berai karena ranting-ranting pohon yang mulai kehilangan daunnya.

Kemarau terlalu panjang. Aku benar-benar bosan berada di atas tanah. Danau mengering entah diminum siapa airnya. Katak-katak lain merantau ke danau kaya air. Mereka terlalu percaya dari omong-omong terbawa angin. Lantas dalam perjalanan itu mereka kelelahan kemudian melepaskan lompatan terakhirnya

Astaga, aku juga baru ingat bukan langit saja yang retak. Tanah retak. Bibir ku retak. Terakhir yang kulihat badan ku perlahan menjadi kerak.

~doddy rakhmat
27.07.2015

2 komentar: