Senin, 06 Februari 2017

#6 Kabhi Khushi Kabhie Gham

Jangan tanya saya sudah berapa kali menonton film india yang dibintangi oleh Shahrukh Khan, Kajol, Hritik Roshan, Karena Kapoor, Amitabh Bachchan dan Jaya Bachchan ini. Film india yang saya kategorikan legendaris setelah Kuch Kuch Hita Hai ini tidak pernah bosan saya tonton sampai sekarang.

Kabhi Khushi Kabhie Gham (Kadang Senang, Kadanf Sedih) rilis di tahun 2001 tepat saat masa kerusuhan di Sampit. Film yang disutradari Karan Johar ini, saya tonton pertama kali saat masih SD, kami mendapatkan filmnya dari tempat penyewaan CD yang masih sangat ramai peminat kala itu.  Rata-rata film india bisa sampai 3 kaset karena durasi film yang panjang sedangkan kapasitas CD R masih kecil. Lain hal dengan zaman sekarang, hanya perlu satu kaset dvd. Setelah itu film KKKG sering ditayangkan di televisi melalui channel TPI (sekarang MNC TV), tentu saya tidak pernah absen menonton filmnya.

Bercerita tentang seorang anak yang rela pergi dari rumahnya saat tidak direstui cintanya oleh sang orang tua. Rahul (Shah Rukh Khan) anak angkat dari Yash Raichand (Amitabh Bachchan) seorang konglomerat terhormat, jatuh cinta kepada Anjali (Kajol) seorang gadis dari kalangan rakyat jelata. Sang Ayah tidak setuju, namun Rahul bersikeras untuk pergi dan memilih minggat ke London bersama sang istri. Sang Ibu (Jaya Bachchan) terpukul dan merasa kehilangan. Mengharu biru kalau melihat adegan pamitannya itu. Diceritakan dengan alur mundur berawal dari sang pengasuh mengisahkan kronologi kepergian Rahul kepada sang adik Rohan (Hritik Roshan) yang baru pulang sekolah asrama. Ia merasa bertanggungjawab untuk mempersatukan keluarganya lagi. Akhirnya  menyusul ke London, ia menyembunyikan rahasia identitasnya yang sebenarnya. Dan tinggal bersama abangnya tanpa dikenali karena sudah bertahun-tahun ia tidak ketemu. Hebat ya.

Jujur saya menangis setiap melihat scene sang ibu menunggui Rahul pulang. Saya berpikir suatu saat apakah saya hal mengalami hal tersebut. Dirindukan kepulangannya oleh orang tua. Dan yap, semua itu ternyata terjadi. Bedanya saya tidak disambut dengan joget joget sambil nyanyi saja kalau pulang ke rumah. Lagipula rumah saya kecil. Tidak cukup menampung orang beramai-ramai berjingkrak ria di dalamnya. Dan juga saat pengakuan Rohan kepada Rahul di bangku taman yang begitu dramatis, itu rasanya nyes nyes pyar. Sudah menjadi hal lumrah kalau kami nangis berjamaah nonton film india bersama keluarga di rumah. Kalau dilihat dan dibandingkan wajah Mamak saya mirip dengan Jaya Bachan. Apa ada program tivi ASAL di india sana ya? Bisa ikutan Mamak saya nanti.

Yang menurut saya berkesan dan paling diingat dari film tersebut adalah kalimat yang disampaikan Rahul untuk adiknya sebelum meninggalkannya di sekolah asrama. Rahul berkata, "Zindagi mein kuch banna ho. Kuch hasil karna ho. Kuch jeetna ho To hamesha apne dil ki suno. Aur ager dil se bhi koi jawaab na aaye. To apni aankhein band karke apni Maa aur Baba ka naam lo. Phir dekhna tum her manzil paa sakoge, Her mushkil aasan ho jayegi, Jeet tumhari hogi. Sirf tumhari."

Jika diterjemahkan dalam bahasa indonesia artinya adalah "Kalau kau mau jadi orang dalam hidupmu, kalau ingin menghasilkan sesuatu, kalau ingin menang, selalu ikuti kata hatimu.
Tapi bila hati tidak menemukan jawaban,
tutup mata sebut nama AYAH & IBU. Lihatlah segala kesulitan akan menjadi mudah, kau akan memperoleh segala tujuan dan kau akan menang. Hanya kau."

(Doddy Rakhmat)

#28harimenulis #hari6 #FilmMemorable

1 komentar: