Kita pernah duduk bersama, tapi kita tidak pernah saling memiliki. Karena ada tembok besar menghalangi. Kau namai dengan 'prinsip', dan aku menyebutnya dengan 'alasan'.
Kita pernah duduk dalam satu garis lurus, tapi hati kita saling bertolak belakang. Tak menemukan jalan keluar, yang aku sebut sebagai cinta. Dan entah kau menamainya apa.
Kita pernah duduk bersama menghadap matahari ditelan tepian laut. Senja memantul di matamu tanpa bayanganku.
Kita pernah duduk bersama dan kamu berdiri, berjalan meninggalkanku sendiri tanpa satu kata permisi.
Untuk itulah, aku menyebutmu luka. Dan kita adalah kenangan yang tak ingin kusimpan lama-lama.
(Doddy Rakhmat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar