Sabtu, 01 Oktober 2016

Apakah Menjadi Gendut Itu Salah?

Orang kurus pengin gendut
Orang gendut pengin kurus
Tapi apakah menjadi gendut itu salah?

Masalah ini tidak hanya dihadapi oleh pria saja, wanita pun demikian. Setiap berkaca selalu muncul kekhawatiran,  "Wah abis makan combro, naik berapa kilo nih? Ngemil cokelat tadi bikin tembem gak ya?  Aduh!  Lipatan di leher udah nambah" dan masih banyak lagi.

Diibaratkan pada film Captain America : Civil War.  Orang-orang akan terpecah menjadi dua kubu dalam mendefinisikan makna gendut. 

Kubu positif menganggap gendut sebagai perlambang kemakmuran dan kesejahteraan.  Sedangkan di kubu negatif menganggap gendut sebagai lambang tidak sehat dan tidak menarik.  Sesederhana itu.

Gendut secara umum dan awam adalah pertambahan berat badan yang melampaui standar.  Kalau saya bilang,  gendut adalah pertambahan berat badan yang melampaui ekspektasi.  Setiap orang punya standar tersendiri dalam mendefinisikan gendut. Ada yang merasa baru naik beberapa kilo di atas berat badan ideal sudah panik.  Ada yang naiknya setengah dari berat badan sebelumnya,  malah santai-santai aja (termasuk saya,  hehehe)  jatuhnya sih jadi gak tahu diri.  Whatever aya naon lah.  Sing penting sehat.

Menjadi gendut pasti banyak suka dan dukanya. Izinkan saya menjabarkannya satu per satu,  walaupun mungkin lebih banyak dukanya.

1. Dikenal sebagai tukang makan

Biasanya di acara-acara gathering teman sekerja pasti saya disuruh nambah kalau udah lihat piring saya hampir tandas.  Dan dengan senang hati, saya menuju meja prasmanan dan mulai ronde kedua. Abaikan gengsi daripada lapar.

2. Ngegemesin

Banyak yang pengin nyubitin pipi kalau bayi gendut,  nah kalau saya banyak yang pengin nyubitin pipi juga, tapi pake tang.

3. Dianggap sukses

Hampir setiap kawan-kawan lama yang saya temuin pas lihat badan saya segede anak ultramen ini bilang,  "Wih, udah sukses nih!" atau "Banyak duit nih,  traktir dong!" saya bersyukur mereka mendoakan demikian.  Walaupun saya belum sukses benar, apalagi urusan percintaan.  Hiks.  #StopTjurhat

4. Dianggap paling kuat

Yap, ukuran badan yang besar. Membuat orang-orang beranggapan bahwa kami yang gendut ini kuat.  Padahal kenyataannya tidak demikian.  Patah hati juga nangis kok. *Gendut juga manusia*

Nah kali ini beberapa duka menjadi gendut. Walaupun gak sedih-sedih amat sih.
*Tears drop*

1. Susah cari ukuran baju.

Siksaan terbesar saat saya ingin belanja baju di departemen store adalah ukuran baju super duper besar susah ditemukan. Ada sih.  Tapi yang bermerk (Harga pasti mahal) .  Dan saya rasanya ga terima aja dengan baju atau celana yang diobral murah tapi ga ada ukuran big size.  Diskriminasi itu kejam,  Jendral.

2. Makan tempat

Saat saya naik mobil, saya selalu usahakan minta bangku depan.  Kenapa? Kalau di bangku belakang,  dipastikan saya akan menguasai areal dudukable penumpang lain.  Mereka mulai gelisah.  Memasang wajah tidak enak. Dan saya pun merasa bersalah.  I'm feeling guilty.  Kalian semua suci aku penuh dosa *nyanyi ala AwKarin*

3. Bikin minder

Ini mungkin masalah saya aja atau mungkin ada yang merasakan hal yang sama ya?  Anybody? .  Saya merasa minder kalau dekatin cewek.  Takut tidak masuk kriteria mereka dari segi fisik. Walaupun saya yakin, tidak mungkin mereka menilai dari fisik aja.  Tapi hati juga.  Haseek!

4. Susah cari angle selfie

Ini menjadi problematika kekinian bagi orang gendut untuk berswafoto. Utamanya saya yang gak mau kelihatan lipatan leher terpampang nyata, membahana.  Harus cari sudut dari atas atau mendongakkan kepala sedikit. Pokoknya ribet. Lebih banyak yang dihapus daripada yang disimpan.

5. Rentan terserang penyakit

Penyakit jantung dan diabetes cukup menjadi momok menakutkan bagi orang gendut. Karena mereka paling berpotensi terserang penyakit tersebut. Saya selalu menyempatkan diri memeriksa tes darah agar bisa mengontrol pola makan. Saya ikut asuransi kesehatan juga sebagai antisipasi.

Saya tiba-tiba teringat dengan pesan orang tua saya yang terakhir melalui telpon.  "Jangan minum obat pengurus badan ya."

Menurunkan berat badan memang bukan hal instan. Walaupun mie instan lebih menawan,  apasih.  Usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil.  Berolahraga rutin dan jaga pola makan niscaya badanmu ideal. Jangan percaya obat-obatan yang ditawarin sama olshop olshop IG.

Kesimpulannya?

Menjadi gendut itu tidak salah, tapi penuh pembenaran.  Hahaha.

*Dan inget, menjadi kurus juga belum tentu benar.

Doddy R
01.10.2016

2 komentar:

  1. betul gendut itu beda denagn gemuk loh menurutku, kalau gendut itu kalau sudah terlau besar badannya , kalau gemuk hanya sekitar montok kebablasan sedikit. nah, aku mungkin disebut dg gemuk. Aku sudah egrah dg tubuhku krn aku merasa aku agk bisa selincah dulu lagi tp banyak yg bilang aku sih gak gemuk biasa saja seukuran yg umurnya sama dg aku. Artinya aku beum gendut

    BalasHapus