Selasa, 04 Oktober 2016

Kalau Masih Sayang, Kenapa Tidak Berjuang?

Kalau masih sayang, kenapa tidak berjuang?

Masih ingat dengan lagu yang kita nyanyikan bersama? Walau sedikit sumbang, tapi kita berdua senang. Kita tak peduli dengan waktu mana kala kita telah terhubung.

Waktu yang dihantarkan oleh udara begitu cepat. Hari-hari berlalu dan aku masih percaya bahwa hari tidak pernah pergi. Mereka tetap di sana, seperti kenangan yang tak pernah mati. Salah satunya adalah kamu.

Aku rasa rindu tidak benar-benar diciptakan oleh jarak. Sebagian lainnya dari waktu dan keinginan. Hari-hari kini terasa kosong. Seperti buku-buku yang telah habis kubaca tapi aku belum dapat menemukan buku selanjutnya. Aku terlanjur tenggelam dalam kenangan. Dan kau pasti tahu aku bukanlah seorang perenang.

Haruskah aku memarahi diriku sendiri yang telah membuatmu kecewa dan patah harapan? Aku rasa perlu. Jarak yang begitu kejam tidak pernah mampu menunjukkan apakah hatimu benar-benar tangguh? Atau rapuh dipenuhi tangisan yang kau tahan? Aku hanya bisa menerka. Kau bilang tak apa-apa dan aku mengutuk jarak yang membelenggu. Kau bilang semua akan baik-baik saja, namun aku tak tahu apakah demikian adanya?

Pohon-pohon di jalanan yang kulalui kini tetap berdiri tegak di sana, aku merasa diberi pelajaran oleh mereka yang begitu tabah. Menunggu waktu. Mencintai udara.

Aku ingin mencintaimu seperti mencintai udara. Karena aku membutuhkanmu. Bukan hanya sekadar status semata.

Doddy R
02.10.2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar