Minggu, 27 Desember 2015

Rumah Lama

Manusia ibarat rumah lama. Ia dipenuhi oleh kenangan-kenangan. Suatu saat ia akan mengosongkannya, hingga tidak ada lagi yang melekat. Seperti debu-debu yang disapu bersih, sesungguhnya kenangan itu tidak akan pernah benar-benar pergi. Kenangan hanya berpindah tempat, diingat atau tidak diingat. Kenangan tetap di sana, tidak bergeming sedikit pun.

Begitupun kamu, setahun terakhir aku berusaha untuk melupakan kenangan yang kita cipta bersama. Aku kalah, selalu kalah saat berhadapan dengan yang tersisa darimu pada diriku. Namamu, senyumanmu, tatapanmu, lalu kehangatan yang menjalar saat kita malu-malu berpegang tangan di dalam taksi kala itu.

Aku tidak tahu, apakah genggaman itu tidak akan pernah aku dapatkan lagi? Seolah itu adalah hal yang paling membahagiakan sedunia dari orang yang jatuh cinta.

Aku memang lelaki pemalu dan tak tahu diri. Kadang aku ingin berubah menjadi orang lain, menghilang dari rasa bersalah, hingga kau tidak perlu terluka saat membaca namaku di deretan beranda jejaring sosial.

Rumah lama itu tidak pernah aku tinggalkan, kenanganmu masih tersimpan rapi bersama rindu yang bertumbuh tak tertahan. Apakah aku masih berada dalam rumahmu? Dalam ruang hati yang kau jaga.

~dr
27.12.2015

1 komentar: