Rabu, 28 Desember 2016

Menggenggam Jarak

Kita terpisah oleh keinginan-keinginan. Aku yang menginginkanmu, kamu menginginkannya. Di antara kita ada jarak yang menjauhkan sekaligus mendekatkan. Angin yang kutugaskan untuk menyampaikan harap sepertinya tak pernah sampai kepadamu. Lalu kutitipkan inginku itu kepada doa.

Dalam debar di setiap menyelipkan namamu pada doa yang dimunajat setiap malam. Hati beranjak tak sabar menepis ruang tak terlihat yang tercipta di antara kita. Terbentuk karena aku yang bersungguh-sungguh, namun kamu hanya mengganggapnya angin lalu.

Tidakkah begitu menyakitkan membuat kita berjarak hanya karena kamu tidak ingin terluka, demikianlah risiko jatuh cinta. Ketahuilah sedikitpun tiada niatku untuk mengecewakan tapi bagaimana kita tahu akhir yang indah sementara kita takut memulai dan melangkah bersama.

Percayalah; tanpa upaya dan keberanian kita tidak akan pergi ke mana-mana. Tenggelam dalam kesepian yang kita ciptakan dari menggenggam jarak erat-erat. Lalu sampai kapan kita bertahan? Menahan diri untuk tidak jatuh hati lebih menyakitkan daripada berpura-pura jatuh cinta.

(Doddy Rakhmat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar