"Bla, bla, bla, kamu paham, Ndre?"
Jandre manggut-manggut. Di kepalanya, celoteh ibu kos tidak dapat diterjemahkan dalam bahasa manusia pada umumnya.
Plak. Ibu kos menepuk tangan keras. Jandre cuma manggut sambil senyum mesem-mesem. Di kepalanya, ada Sari, ada Resti, ada Widi, dan beberapa orang lagi yang harus dihafalkan agar tak salah sebut nama lagi. Jandre punya ingatan yang cukup parah. Ia sempat memanggil tukang siomay depan kampus dengan nama Boy. Padahal nama aslinya, Kang Anwar. Jauh bagai episode awal dan akhir sinetron india.
Ibu kos yang semakin kesal akhirnya meninggalkan Jandre yang setengah melamun. Matanya menerawang. Seolah kesurupan.
Teja tiba-tiba datang dari depan kos. Mukanya kusut. Keringat membasahi kemeja abu-abunya.
"Aih, Ndre. Kumaha yeu temen-temen udah pada nungguin di kampus. Jadi nggak presentasinya? Kamu kan bagian pembukaan, tugasnya cuma ngenalin nama kami-kami aja. Gampangkan sesuai perjanjian. Kenapa kamu gugup?" ucap Teja panjang lebar
"Bla."
"Yeee, dijelasin panjang-panjang. Cuma jawab gitu doang."
Jandre manggut-manggut. Dalam kepalanya, ia bertanya siapa gerangan pria di hadapannya itu.
#MalamNarasi
Doddy R
19.09.2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar